بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:
Saudaraku…mari perhatikan ayat-ayat dan hadits-hadits berikut
- Seorang muslim meyakini bahwa di hari kiamat, ia akan berjalan di atas shirath
عَنِ
أَبَي هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم –
قَالَ:... فَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَانَىْ جَهَنَّمَ ،
فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يَجُوزُ مِنَ الرُّسُلِ بِأُمَّتِهِ ، وَلاَ
يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ إِلاَّ الرُّسُلُ ، وَكَلاَمُ الرُّسُلِ
يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ
Artinya:
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “…lalu diletakkan Ash Shirath di
atas Neraka Jahannam dan akulah orang yang pertama kali dari para rasul
yang melewatinya bersama umatnya, pada hari itu tidak ada seorangpun
yang berbicara kecuali para rasul, dan perkataan para rasul pada hari
itu adalah: “Wahai Allah, selamatkanlah, selamatkanlah….” HR. Bukhari.
عن
أَبَي بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ –صلى الله عليه وسلم- قَالَ « يُحْمَلُ
النَّاسُ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَتَقَادَعُ بِهِمْ
جَنَبَةُ الصِّرَاطِ تَقَادُعَ الْفَرَاشِ فِى النَّارِ – قَالَ –
فَيُنَجِّى اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ –».
Artinya:
“Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Manusia akan diletakkan di atas
shirath pada hari kiamat, maka bagian samping shirath menjatuhkan mereka
satu persatu ke dalam neraka, lalu Allah Tabaraka Wa Ta’ala dengan
rahmat-Nya menyelamatkan orang yang Dia kehendaki…” HR. Ahmad dan
dishahihkan oleh Al Albani di dalam Kitab Zhilal Al Jannah, hal. 837.
-
Shirath itu lebih tajam dari mata silet dan pedang, lebih tipis dari
rambut, jalan yang licin, terdapat duri-duri terbuat dari besi,
disamping kanan dan kiri terdapat besi-besi bengkok yang mengait.
عن
سلمان : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : و يوضع الصراط مثل حد الموس
فتقول الملائكة : من تجيز على هذا ؟ فيقول : من شئت من خلقي فيقول : سبحانك
ما عبدناك حق عبادتك
Artinya:
“Salman radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “…Dan diletakkan shirath laksana setajam silet, maka
para malaikat berkata: “Siapa yang (mampu) melewati ini?”, Allah
menjawab: “Siapa yang Aku kehendaki dari makhluk-makhluk-Ku”, maka para
malaikat berkata: “Maha Suci Engkau, kami belum beribadah kepada-Mu
dengan sebenar-benarnya.” HR. Al Hakim dan dishahihkan oleh Al Albani di
dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 941.
قَالَ أَبُو سَعِيدٍ بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنْ الشَّعْرَةِ وَأَحَدُّ مِنْ السَّيْفِ
Berkata
Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu: “Telah sampai kepadaku bahwa jembatan
lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang.” HR. Muslim.
عَنْ
أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ:... قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا
الْجِسْرُ قَالَ « دَحْضٌ مَزِلَّةٌ. فِيهِ خَطَاطِيفُ وَكَلاَلِيبُ
وَحَسَكٌ تَكُونُ بِنَجْدٍ فِيهَا شُوَيْكَةٌ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ
فَيَمُرُّ الْمُؤْمِنُونَ كَطَرْفِ الْعَيْنِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ
وَكَالطَّيْرِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ
وَمَخْدُوشٌ مُرْسَلٌ وَمَكْدُوسٌ فِى نَارِ جَهَنَّمَ.
Artinya:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya: “Bagaimanakah
jembatan itu?”, beliau menjawab: “Jalan yang licin dan menggelincirkan,
pada besi-besi bengok pengait dan duri-duri yang keras, (seperti)
terdapat di daerah Najed, disebut dengan As Sa’dan, lalau kaum beriman
berjalan melewati seperti kedipan mata, (sambaran) kilat, angin (yang
mengalir), burung (yang terbang), (larinya) kuda yang kuat, dan orang
yang mnegendarai onta, maka ada yang selamat da nada yang tercabik-cabik
terlempar serta ada yang terdorong masuk ke dalam api neraka Jahannam.”
HR. Bukhari dan Muslim.
- Pada saat jalan di atas shirath sangat butuh cahaya karena keadaan sangat gelap.
أَنَّ
ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : .... فَقَالَ
الْيَهُودِىُّ أَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ غَيْرَ
الأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
هُمْ فِى الظُّلْمَةِ دُونَ الْجِسْرِ ».
Artinya:
“Bahwa Tsauban Maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
meriwayatkan: “…Seorang Yahudi berkata: “Dimanakah manusia ketika bumi
diganti dengan bumi (yang lain), serta langit diganti (dengan lagit yang
lain)?”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Mereka
dalam kegelapan sebelum jembatan.” HR. Muslim.
-
Setiap orang akan mendapatkan cahaya sesuai dengan amalannya,
sampai-sampai ada yang hanya mendapatkan cahaya sejempol kaki, SESUAI
DENGAN AMALAN BUKAN SESUAI DENGAN RUPA, HARTA, JABATAN, KETURUNAN!
روى
البيهقي بسنده عن مسروق ، عن عبد الله بن مسعود ، قال : " يجمع الله الناس
يوم القيامة " إلى أن قال : " فمنهم من يعطى نوره مثل الجبل بين يديه ،
ومنهم من يعطى نوره فوق ذلك ، ومنهم من يعطى نوره مثل النخلة بيمينه ،
ومنهم من يعطى دون ذلك بيمينه ، حتى يكون آخر من يعطى نوره في إبهام قدمه ،
يضيء مرة ويطفأ أخرى ، إذا أضاء قدم قدمه ، وإذا أطفأ قام ، قال : فيمر
ويمرون على الصراط ، والصراط كحد السيف دحض مزلة ، ويقال لهم : امضوا على
قدر نوركم ، فمنهم من يمر كانقضاض الكوكب ، ومنهم من يمر كالريح ، ومنهم من
يمر كالطرف ، ومنهم من يمر كشد الرجل ، يرمل رملاً على قدر أعمالهم ، حتى
يمر الذي نوره على إبهام قدمه ، تخر يد ، وتعلق يد ، وتخر رجل وتعلق رجل ،
وتصيب جوانبه النار ، فيخلصون فإذا خلصوا ، قالوا : الحمد لله الذي نجانا
منك ، بعد أن أراناك ، لقد أعطانا ما لم يعط أحد "
Artinya:
“Al Baihaqy meriwayatkan dengan sanadnya kepada Masruq, ia mendapatkan
riwayat dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat”, smapai beliau
berkata: “Maka diantara mereka ada yang diberi cahayanya seperti gunung
di depannya, dari mereka ada yang diberi cahayanya lebih besar dari itu,
dari mereka ada yang diberi cahaya seperti pohon kurma di samping
kanannya, dari mereka ada yang diberi cahayanya lebih kecil dari itu di
samping kanannya, sampai yang terakhir diberi cahanyanya sebesar jempol
kakinya, terkadang hidup (menerangi) terkadang padam, jika ia hidup
maka ia melangkahkan satu kaki dan jika padam ia terdiam, lalau mereka
berjalan di atas shirath, dan shirath itu setajam pedang, licin
menggelincirkan, dan dikatakan kepada mereka: “Jalanlah sesuai dengan
cahaya yang kalian miliki”, maka dari mereka ada yang berjalan melewati
seperti kilatan bintang, dari mereka ada yang berjalan melewati seperti
angin, dari mereka aa yang berjakan melewati keipan mata, dari mereka
ada yang melewati seorang yang berlari, ia berlari-lari sesuai dengan
amalannya, sampai berjalan seorang yang cahayanya hanya sebesar jempol
kaki, terkadang tangannya terjatuh, terkadang tergantung, terkadang
kakinya terpleset, terkadang tergantung, bagian samping badannya terkena
api neraka, maka akhirnya mereka melaluinya, jika telah mereka lalui
(shirath tersebut), mereka berkata: “Segala puji hanya milik Allah yang
telah menyelamatkan kami darimu, setelah IA memperlihatkannya kepada
kami, sungguh Ia telah memberikan (anugerah) yang belum pernah Ia
berikan kepada seorangpun.” lihat Kitab Takhrij Syarah Al Aqidah Ath
Thahawiyyah, karya Al Albani, 469 (asy Syamela).
Saudaraku…
Kalau
begitu, betapa sungguh, kita sangat butuh cahaya, maka kumpulkan cahaya
tersebut ketika kita masih di dunia, karena di akhirat, di atas shirath
hanya ada kegelapan, kecuali yang banyak amalnya.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Rabu 25 Syawwal 1433H, Dammam KSA.
disadur dari: http://www.dakwahsunnah.com/artikel/aqidah/196-jembatan,-cahaya-dan-neraka-%E2%80%93-mengingat-neraka,-bag-02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar