1. Yahudi telah mengubah-ubah Taurat,
begitu pula Syiah, mereka punya Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka
yakni “Mushaf Fathimah” yang tebalnya 3 kali Al-Qur’an kaum Muslimin.
Mereka menganggap ayat Al-Qur’an yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat.
2. Yahudi menuduh Maryam yang suci
berzina (QS. Maryam: 28), Syiah melakukan hal yang sama terhadap istri
Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam, ‘Aisyah —radhiallohu ‘anha—
sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syiah) dalam Tafsir
Al-Qummi (II/34).
3. Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan
disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja.” (QS.
Al-Baqarah: 80). Syiah lebih dahsyat lagi dengan mengatakan, “Api neraka
telah diharamkan membakar setiap orang Syiah,” sebagaimana tercantum
dalam kitab mereka yang dianggap suci Fashl Khithab (hal.157).
4. Yahudi meyakini, Alloh mengetahui
sesuatu setelah terjadinya sesuatu itu padahal Alloh tadinya tidak tahu,
begitu juga dengan Syiah. Orang-orang Syiah menyebutnya sebagai akidah
al bada’. Abu Abdillah berkata, “Seseorang belum dianggap beribadah
kepada Allah sedikit pun, hingga ia mengakui adanya sifat bada’ bagi
Alloh.” (Ushulul Kafi fi Kitabit Tauhid: 1/331).
Bayangkan, mereka menisbahkan kebodohan kepada Alloh yang telah berfirman,
{قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ} [النمل: 65]
“Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Alloh.” (QS. An-Naml: 65)
Sementara di sisi lain, mereka
berkeyakinan bahwa para imam mereka mengetahui segala ilmu pengetahuan
dan tak ada sedikit pun yang samar baginya. Al Kulaini, seorang ulama
paling terpercaya di kalangan Syiah berkata di dalam bukunya, “Bab bahwa
para imam mengetahui ilmu yang telah dan akan terjadi, dan tidak ada
sesuatu apa pun yang tersembunyi bagi mereka.” (Al Kafi: 1/261).
5. Yahudi berkata, “Tidak layak (tidak
sah) kerajaan itu melainkan di tangan keluarga Daud.” Syiah berkata,
”Tidak layak Imamah itu melainkan pada Ali dan keturunannya.”
6. Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syiah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah/Sunni.
7. Yahudi tidak menetapkan adanya jihad
hingga Alloh mengutus Dajjal. Syiah Rafidhah mengatakan, ”Tidak ada
jihad hingga Alloh mengutus Imam Mahdi datang.”
8. Orang-orang Yahudi memberikan
kepemimpinan kepada anak keturunan Nabi Harun ‘alaihis salam, bukan
keturunan Nabi Musa ‘alahis salam. Demikian pula orang-orang Syiah,
mereka memberikan kepemimpinan kepada keturunan Al Husein radhiyallohu
‘anhu, bukan Al Hasan radhiyallohu ‘anhu.
Dalam riwayat orang-orang Syiah
disebutkan, dari Hisyam bin Salim, dia berkata, “Aku berkata kepada
Ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad —‘alaihimas salam, manakah yang lebih
utama Al Hasan atau Al Husein?” Maka dia berkata, “Al Hasan lebih utama
dari Husein.” Aku berkata, “Lalu bagaimana bisa imamah setelah Al Husein
ditampuk keturunan Al Husein, bukan keturunan Al Hasan?” Maka Ja’far
berkata, “Sesungguhnya Alloh —Tabaraka wa Ta’ala— menyukai jika sunnah
Musa dan Harun berlaku kepada Al Hasan dan Al Husein —‘alaihimas salam.
Apakah engkau tidak melihat bahwasanya Musa dan Harun itu keduanya
adalah nabi? Demikian pula Al Hasan dan Al Husein, keduanya adalah imam.
Tapi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan nubuwwah bagi keturunan
Harun, bukan Musa, walaupun Musa lebih afdhal dari Harun —‘alaihimas
salam.”
9. Syiah Imamiyah menetapkan 12 imam
mereka untuk menyerupai jumlah pemimpin dari kalangan Bani Israil,
sebagaimana disebutkan dalam QS. Al Maidah: 12.
وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا
“Dan Sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin” (QS Al-Maaidah: 12)
10. Orang-orang Yahudi membenci Jibril.
Mereka mengatakan bahwa Jibril adalah musuh kita dari kalangan malaikat.
Adapun Syiah berkata, Jibril telah keliru dalam menyampaikan wahyu
kepada Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam. Mereka juga berkata,
“Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam telah berkhianat ketika menyampaikan
wahyu kepada Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam, padahal sepantasnya
dan yang lebih berhak adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallohu ‘anhu.”
Inilah Syiah, bagaimana bisa mereka
menuduh Jibril ‘alaihis salam berkhianat, padahal Alloh Azza wa Jalla
telah menyifatinya dengan al amin (yang dapat dipercaya) dalam
firman-Nya,
{نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ} [الشعراء: 193]
“Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al Amin (Jibril).” (QS. As-Syu’ara: 193)
11. Yahudi sangat keras memusuhi kaum Muslimin, firman Alloh Azza wa Jalla,
{ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا } [المائدة: 82]
“Pasti kamu akan dapati orang yang
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman ialah
orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al Maidah: 82)
Demikian pula dengan orang-orang Syiah, sangat memusuhi Ahlus Sunnah wal Jamaah, bahkan Syiah menganggap mereka sebagai najis.
12. Yahudi dan Syiah, keduanya tidak
bersifat adil dalam memberikan kecintaan dan kebencian. Di satu sisi,
Yahudi bersifat ghuluw terhadap sebagian nabi dan orang-orang shaleh
mereka. Mereka menempatkannya sebagai sembahan yang diagungkan. Seperti
perkataan mereka yang dikutip dalam al Qur’an,
{وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ } [التوبة: 30]
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” (Qs. At-Taubah: 30)
Namun di sisi lain, mereka mencela
sebagian nabi dan menuduh mereka sebagai penjahat. Demikian pula dengan
Syiah, Anda dapat melihat mereka berlebih-lebihan mengagungkan Ali
radhiyallohu ‘anhu dan sebagian keturunan beliau, bahkan menempatkan
mereka sebagai sembahan dan berkeyakinan bahwa Alloh Azza wa Jalla
bersatu dalam dzat mereka. Namun di sisi lain, mereka mencela sahabat
dan kaum Muslimin. Menuduh mereka munafik dan kafir.
Meski banyak memiliki persamaan, Yahudi
dan Nasrani telah selangkah lebih maju dari Syiah dalam hal etika.
Ketika orang-orang Yahudi ditanya, “Siapa penganut terbaik agama
kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Musa.” Orang-orang Nashrani
pun ditanya dengan pertanyaan yang sama, jawaban mereka, “Para penolong
‘Isa.” Dan ketika orang-orang Syiah ditanya, “Siapa pengikut paling
durhaka dari agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Muhammad.”
.
Semoga Bermanfaat, Barakallohu’ Fiikum
http://www.nahimunkar.com/12-persamaan-syiah-dengan-yahudi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar