Laman

Sabtu, 02 Agustus 2014

Allohu akbar

Alloh maha Adil.. maha pengasih... maha penyayang.. maha pemaaf.. maha pengampun... maha penerima tauat.. maha pemberi petunjuk.. maha hidup.. maha perkasa.. maha bijaksana.. maha melihat.. maha mendengar.. maha mengetahui.. pengabul doa.. yang menyembuhkan.. maha pemberi rezeki.. yang memberi kesehatan.. yang menghilangkan kesedihan.. segala puji baginya.. maha suci.. maha besar.. yang disembah.. yang maha kaya.. yang memberikan kecukupan.. yang maha berkehendak.. maha penyabar.. maha mengetahui yang ada di dalamhati.. cemburu terhadap hambanya yg bermaksiat.. maha kuasa.. tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Ia semata.. tidak ada sekutu baginya..

Jumat, 16 Mei 2014

Biografi Syaikh Abdurrahman bin Abdil Karim at-Tamimi

Biografi Ringkas
Fadhilatul Syaikh Abdurrahman bin Abdil Karim at-Tamimi
Oleh : Abu Salma al-Atsari
Beliau adalah al-Ustadz Abdurrahman bin Abdul Karim at-Tamimi, Mudir (Direktur) Mahad Ali al-Irsyad as-Salafi Surabaya. Beliau lahir di kota Bangil – Pasuruan – Jawa Timur 27 Desember 1947.
Di usia belia, ayahanda beliau mengirim beliau ke negeri Hadhramaut dengan harapan agar dapat menguasai Bahasa Arab. Semenjak duduk di bangku sekolah beliau gemar membaca buku, terutama buku-buku tentang sejarah Nabi. Buku tentang sejarah Nabi senantiasa beliau bawa dan baca di lingkungan sekolah. Maka jika beliau membawa sebuah buku dilingkungan sekolah, teman-teman beliau dengan mudah menebaknya itu adalah buku tentang sejarah Nabi. Hingga saat ini beliau mengajarkan buku tentang sejarah para salafus shalih dilingkungan murid-murid beliau.
Beliau sangat menggemari buku-buku tentang sastra Arab dan buku-buku berbahasa Arab yang mempunyai gaya bahasa sastra Arab yang indah karya para pujangga/sastrawan Arab kenamaan.
Beliau juga gemar menekuni buku-buku karya para ulama salaf terdahulu semisal Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qayyim. Beliau juga senang dengan buku-buku karya al-Imam al-Albani -semoga Allah meliputinya dengan rahmat-Nya- dan murid-muridnya yang setia, semisal Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Syaikh Salim al-Hilali, Syaikh Masyhur bin Hasan Salman, Syaikh Musa Nashr dan lainnya. Demikian pula beliau senang dengan buku-buku karya syaikh al-Allaamah Ibnu Utsaimin dan Imam Ibnu Baz -semoga Allah meliputi mereka dengan rahmat-Nya- serta ulama ahlus sunnah lainnya.
Awal kehidupan beliau, terutama ketika beliau mengambil pendidikan di Universitas Kairo bidang ekonomi Islam, beliau cukup aktif di dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin dan mengenal banyak sekali tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. Beliau seringkali berinteraksi dengan mereka hingga akhirnya Alloh melapangkan kebenaran atas beliau sehingga teranglah penyimpangan-penyimpangan pergerakan ini.
Akhirnya beliau pun melepaskan diri dari pergerakan ini dan mulai berpegang dengan aqidah dan manhaj salaf. Beliau pun mulai melancarkan bantahan-bantahan ilmiah terhadap pergerakan Ikhwanul Muslimin. Beliau orang yang benar-benar mengenal dan mengetahui segala seluk beluk pergerakan IM ini dan intrik-intrik yang ada di dalamnya. Masalah ini bisa para pembaca dapatkan pada kaset ceramah beliau yang berbicara tentang Ikhwanul Muslimin. Al-Akh Andi Abu Thalib sendiri di dalam bukunya yang membantah “Al-Ikhwanul Muslimun Anugerah Yang Terzhalim” karya Farid Nu’man, banyak mengambil faidah dari rekaman kaset al-Ustadz dan al-Akh Andi juga mengatakan di pembukaan bukunya bahwa ia juga berkonsultasi dengan al-Ustadz di dalam beberapa

Minggu, 11 Mei 2014

Shalat Taubat

Tanya:
Kapankah pelaksanaan shalat taubat? Berapa jumlah rakaat? Dan doa apa saja yang harus dibaca?
Jawab:
Riwayat shalat taubat adalah dari ‘Ali bin Abi Thâlib radhiyallahu ‘anhu, dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ رَجُلٍ يَذْنَبُ ذَنْبًا، ثُمَّ يَقُوْمُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّيْ (فِيْ رِوَايَةٍ: ثُمَّ يُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ) ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلَّا غَفَرَ اللهُ لَهُ، ثُمَ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ}

Tidak seorangpun melakukan suatu dosa lalu ia bangkit untuk berthaharah lalu sholat (Dalam satu riwayat: kemudian dia sholat dua raka’at) kemudian dia beristighfar (memohon ampun) kepada Allah kecuali Allah akan mengampuninya. 

Lalu beliau membaca ayat ini, ‘Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.’.” [HR Abu Daud, At-Tirmidzy, An-Nasa`i] Syaikh Al-Albâny menshahihkannya dalam Shahîh At-Targhîb Wat Tarhîb 1/427/680.
Ada beberapa fiqih yang bisa dipetik dari hadits di atas,
1. Terdapat syari’at pelaksanaan shalat taubat.
2. Bentuk pelaksanaannya: berwudhu dengan baik, lalu shalat dua raka’at kemudian Istigfar (memohon pengampunan) kepada Allah.
3. Karena tidak ada tuntunan khusus tentang bagaimana shalat dua raka’at itu, maka asalnya sama dengan shalat sunnah lainnya.
4. Tidak ada riwayat yang shahih yang menunjukkan bacaan surah khusus setelah Al-Fatihah pada dua raka’at tersebut maka asalnya boleh membaca apa saja dari surah yang mudah baginya.
5. Al-Mubarakfury berkata dalam Tuhfatul Ahwadzy 2/368 (Cet. Darul Kutub), “Yang diinginkan dengan Istighfar  adalah bertaubat disertai penyesalan, meninggalkan (dosa tersebut), ber-‘Azm (berniat dengan sungguh-sungguh) untuk tidak mengulanginya selama-lamanya dan mengembalikan hak-hak (orang lain) kalau memang hal tersebut terjadi.”
Wallâhu A’lam.

Sumber : dzulqarnain.net

Selasa, 15 April 2014

Silaturrahmi ataukah Silaturahim?

Beda Silaturrahmi dengan Silaturahim

Pertanyaan:
Mo tanya, yg bener itu silaturahmi ataukah silaturahim? Trims
Dari: AN lor wetan
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Secara tinjauan bahasa arab, kata “Silaturrahim” ditulis dengan [صِلَةُ الرَّحِمِ]. Jika kita beri harakat lengkap, cara membacanya: Silaturrahimi. Jika kita pecah, terdiri dari dua kata: silah, [arab: صِلَةُ] yang artinya hubungan dan rahim [arab: الرَّحِم] artinya rahim, tempat janin sebelum dilahirkan. Sehingga yang dimaksud silaturrahim adalah menjalin hubungan baik dengan kerabat, sanak, atau saudara yang masih memiliki hubungan rahim atau hubungan darah dengan kita.

Silaturrahmi ataukah Silaturahim?

Terdapat beberapa kata dalam bahasa arab yang mengalami infiltrasi ke bahasa kita. Hanya saja masyarakat indonesia tidak sepakat dalam ejaannya. Kendati lembaga bahasa telah membuat aturan baku EYD, namun tidak semua masyarakat terbiasa menggunakannya. Sebagaimana kata shalat. Ada yang menuliskan sholat, salat, atau solat. Mana yang benar? Bagi sebagian orang yang taklid dengan EYD, mereka akan membela kata salat. Tapi bagi sebagian yang kurang perhatian dengan bahasa, dia tidak akan mempermasalahkannya, yang penting enak dibaca.
Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan antara silaturrahmi ataukah silaturahim. Selama makna yang dimaksud sama, yaitu memperbaiki hubungan persaudaraan dengan kerabat. Anda boleh menyebut silaturrahmi atau silaturahim, karena keduanya sama.
Inilah makna kaidah yang ditetapkan para ulama,
لا مشاحة فى الاصطلاح
“Tidak ada perdebatan dalam istilah”
Artinya, selama maknanya sama, tidak jadi masalah.
Allahu a’lam..
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembinawww.KonsultasiSyariah.com)

Jumat, 11 April 2014

Hormati Yang Tua

Nabi bersabda :

ليس منا من لم يجل كبيرنا ويرحم صغيرنا ويعرف لعالمنا


“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dari kami, menyayangi yang muda dari kami, dan mengerti hak ulama kami” 

( Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya 5/323 )

Jumat, 04 April 2014

Manajemen waktu

Waktu begitu berharga bagi seorang remaja muslim. Dapat dilihat, kebanyakan kita kurang dapat memenej waktu dengan baik. Akhirnya, semua tugas jadi tertunda dan tertunda. Jadinya menumpuk dan urusan yang lebih urgent jadi terbengkalai. Berikut ada tips bagus yang bermanfaat bagi kita untuk memenej waktu.
1. Use a To Do List
Buat daftar kegiatan yang harus kamu lakukan. Tidak hanya sebagai pengingat tapi juga sebagai alat agar kita bisa mengatur waktu kapan harus selesai dan berapa lama kegiatan itu dikerjakan
2. Get Set In Your Ways
Buat rutinitas harian kamu dengan detail. Manajemen waktu yang baik itu menunjukkan organisasi yang baik pula.
3. Break It Up!
Pecahkan tugas besar kamu menjadi tugas-tugas kecil agar memudahkan kamu untuk menyelesaikannya karena kamu sudah menyelesaikan tiap langkah satu persatu.
4. Be Realistic
Jangan memasang target waktu yang tidak masuk akal, berikan waktu tambahan dari estimasi waktu yang diperkirakan.
5. Pick Up a Good Habit
Buat kebiasaan baru yang bisa membuat waktu kamu lebih berharga.
6. Big Messes Start With Little Piles
Selesaikan pekerjaan kamu. Buang segala sesuatu yang tidak dibutuhkan lagi begitu kamu sudah menggunakannya sebelum itu memenuhi ruangan.
7. Start Tomorrow Tonight!
Biasakan untuk mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan besok pada malam sebelumnya, seperti mempersiapkan baju yang akan dipakai besok atau menaruh semua hal yang akan diperlukan pada tempatnya, karena ini akan membuat waktu kita lebih efisien.
8. Don’t Forget To Write Yourself a Note
Gunakan reminder (pengingat) pada To Do List utama kamu. Gunakan HP atau alarm jam tangan!
9. Schedule a Task
Hal termudah untuk dapat mengerjakan apa yang ingin kamu kerjakan ialah membuat jadwal.
10. First Things First
Buat prioritas pekerjaan lalu buat jadwal pada waktu yang sesuai. Menurut pengarang buku “Seven Habits” Stephen R. Covey ada 4 level kepentingan dengan mempertimbangkan dua aspek, urgency (kemendesakan) dan importancy (kepentingan) yaitu: (1) urgent dan important, (2) tidak urgent tapi important, (3) urgent tapi tidak important, (4) tidak urgent dan tidak important.
11. Learn to Say No!
Belajar untuk menolak ajakan yang tidak penting dan dapat menggangu tapi lakukan dengan sopan. Kita harus fokus terhadap waktu kita. Stay focus!
12. The Pause that Refreshes
Buat jeda waktu untuk istirahat pada jadwalmu. Ini akan membuat kita refresh dan fokus akan “Apa yang dilakukan selanjutnya?”
13. Be Flexible
Untuk membiasakan diri dengan manajemen waktu yang efektif membutuhkan waktu yang tidak singkat.Jika ada pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan tepat waktu, jadikan jadwal kamu fleksibel dengan waktu yang ada.
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Al Fawaid berkata,
اِضَاعَةُ الوَقْتِ اَشَدُّ مِنَ الموْتِ لِاَنَّ اِضَاعَةَ الوَقْتِ تَقْطَعُكَ عَنِ اللهِ وَالدَّارِ الآخِرَةِ وَالموْتِ يَقْطَعُكَ عَنِ الدُّنْيَا وَاَهْلِهَا
Menyia-nyiakan waktu itu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari (mengingat) Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.
Semoga Allah memudahkan kita untuk memanfaatkan waktu kita dengan baik.
Referensi: rhanu.web.id
Artikel www.remajaislam.com

Rabu, 26 Maret 2014

Kisah Sabar Rosulullah dalam Berdakwah

Allah Ta’ala berfirman,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (Al Furqan: 31)

mari kita lihat tauladan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala pergi ke Thaif untuk berdakwah sekaligus meminta perlindungan kepada mereka dari tekanan kafir Quraisy setelah meninggalnya paman beliau Abu ThalibAkan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diusir dengan lemparan batu, caci-maki dan ejekan. Tubuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia sampai berdarah-darah. Perasaan beliau makin sedih karena saat itu tahun-tahun ditinggal juga oleh istrinya Khadijah radhiallahu ‘anha, pendukung dakwah beliau. Kemudian datanglah malaikat Jibril ‘alaihissalam memberi tahu bahwa malaikat penjaga bukit siap diperintah jika beliau ingin menimpakan bukit tersebut kepada orang-orang Thaif. Malaikat tersebut berkata,
يَا مُحَمَّدُ، فَقَالَ، ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْن
“Wahai muhammad, terserah kepada engkau, jika engkau mnghendaki aku menghimpitkan kedua bukit itu kepada mereka”

Tapi apa yang keluar dari lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ? doa kepada penduduk Thoif. Beliau berdoa,
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“Bahkan aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah semata, tidak disekutukanNya dengan apa pun”[1]

Subhanallah, kita sangat jauh dari cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah

_____________________________
 [1] kisah yang panjang bisa dilihat di shahih Bukhari no. 3231

Kamis, 13 Maret 2014

Tujuan Menikah

1. Melaksanakan anjuran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ...

“Wahai sekalian para pemuda! Siapa di antara kalian yang telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah….”

2. Memperbanyak keturunan umat ini, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ

“Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari kiamat nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain.”

3. Menjaga kemaluannya dan kemaluan istrinya, menundukkan pandangannya dan pandangan istrinya dari yang haram. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ. وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

“Katakanlah (ya Muhammad) kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka…’.” (An-Nur: 30-31)

Dalam surah yang lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala memuji orang-orang beriman yang salah satu sifat mereka adalah menjaga kemaluan mereka kecuali kepada apa yang dihalalkan:
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ. إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluan mereka kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak perempuan yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” (Al-Mu`minun: 5-6)

Dalam sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:
فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ

“Karena dengan nikah akan lebih menundukkan pandangan (dari melihat yang haram) dan lebih menjaga kemaluan (dari melakukan zina),” juga terkandung tujuan nikah.

Dzikir Pagi dan Sore

27- BACAAN DI WAKTU PAGI DAN SORE
75- أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ---- اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
75. Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al-Baqarah: 255). [90]
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ  وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
76. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada- Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia. [91]
77- أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ.
77. “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala se-suatu. Hai Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhan! Aku berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka dan kubur.” [92]

Selasa, 11 Maret 2014

Kita Semua Punya Jin Qorin

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
Apa jin qorin itu? Apakah dia itu setan? Apakah jin qorin itu adalah perilaku yang selalu buruk?
Mohon penjelasannya.
Terima kasih
wassalamu’alaikum
Dari: Risa Anggita

Jawaban:

Siapa itu Qorin?

Qorin adalah jin yang ditugasi untuk mendampingi setiap manusia dengan tugas menggoda dan menyesatkannya. Karena itu, qorin termasuk setan dari kalangan jin.
Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya, “Apa itu qorin?” Beliau menjawab, “Qorin adalah setan yang ditugasi untuk menyesatkan manusia dengan izin Allah. Dia bertugas memerintahkan kemungkaran dan mencegah yang ma’ruf. Sebagaimana yang Allah firmankan,
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَآءِ وَاللهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلاً وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Setan menjanjikan kefakiran untuk kalian dan memerintahkan kemungkaran. Sementara Allah menjanjikan ampunan dan karunia dari-Nya. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)Akan tetapi, jika Allah memberikan karunia kepada hamba-Nya berupa hati yang baik, jujur, selalu tunduk kepada Allah, lebih menginginkan akhirat dan tidak mementingkan dunia maka Allah akan menolongnya agar tidak terpengaruh gangguan jin ini, sehingga dia tidak mampu menyesatkannya. (Majmu’ Fatawa, 17:427)

Dalil Adanya Jin Qorin

Di antara dalil yang menunjukkan adanya qorin:
a. Firman Allah
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلالٍ بَعِيدٍ
Yang menyertai manusia berkata : “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaf: 27)
Dalam tafsir Ibn Katsir dinyatakan bahwasanya Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, Mujahid, Qatadah dan beberapa ulama lainnya mengatakan, “Yang menyertai manusia adalah setan yang ditugasi untuk menyertai manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7:403)

Jumat, 07 Maret 2014

Kedatangan Imam Mahdi

Mahdi berarti orang yang diberi petunjuk dan dalam bahasa Arab mahdi masuk dalam kategori isim maf’ul[2]. Makna ini sebagaimana terdapat dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah,
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ
Dan sunnah para Khulafa’ rosyidin (yang mendapat petunjuk dalam beramal), mahdiyin (yang mendapat petunjuk ilmu).[3]
Ibnul Atsir mengatakan, “Yang dimaksud al mahdi dalam hadits ini adalah orang yang diberi petunjuk pada kebenaran. Mahdi kadang menjadi nama orang bahkan sudah seringkali digunakan seperti itu. Begitu pula Al Mahdi juga bermakna orang yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akan muncul di akhir zaman. Juga mahdi bisa dimaksudkan dengan Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhum. Bahkan mahdi juga bisa bermakna lebih luas, yaitu siapa saja yang mengikuti jalan hidup mereka dalam beragama.”[4]
Namun yang dimaksudkan dengan Mahdi dalam pembahasan kali ini adalah Imam Mahdi yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan datang di akhir zaman. Dia akan menguatkan agama ini dan menyebarkan keadilan. Kaum muslimin dan kerajaan Islam akan berada di bawah kekuasaannya. Imam Mahdi berasal dari keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia hidup di zaman Nabi Isa ‘alaihis salam turun dan di masa keluarnya Dajjal.[5]
Beberapa Pendapat Mengenai Siapakah Imam Mahdi
Ibnul Qayim rahimahullah mengatakan, “Hadits-hadits yang membicarakan tentang Imam Mahdi ada empat macam. Ada yang shahih, ada yang hasan, ada yang ghorib dan ada pula yang maudhu’ (palsu).“[6]
Dari sini, manusia berselisih pendapat siapakah Imam Mahdi yang sebenarnya.
Pendapat pertama, mengatakan bahwa Imam Mahdi adalah Al Masih ‘Isa bin Maryam. Itulah Imam Mahdi yang sebenarnya menurut mereka. Mereka beralasan dengan hadits dari Muhammad bin Kholid Al Jundi, namun hadits tersebut adalah hadits yang tidak shahih. Seandainya pun shahih, itu bukanlah dalil untuk mengatakan bahwa Imam Mahdi adalah Nabi ‘Isa ‘alaihis salam. Karena Nabi ‘Isa tentu saja lebih pantas disebut Mahdi (karena asal makna mahdi adalah yang diberi petunjuk, -pen) daripada Imam Mahdi itu sendiri. Nabi ‘Isa itu diutus sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau akan turun lagi menjelang hari kiamat. Sebagaimana pula telah diterangkan dalam hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihis salam akan turun di menara putih, sebelah timur Damaskus. ‘Isa pun akan turun dan berhukum dengan Kitabullah (Al Qur’an), beliau akan membunuh orang Yahudi dan Nashrani, menghapuskan jizyah[7] dan akan membinasakan golongan-golongan yang menyimpang.[8]

Senin, 03 Maret 2014

Iblis Khutbah?

Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ

"Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…" (Tafsiir At-Thobari 16/563)

Al-Haafizh Ibnu Katsiir rahimahullah berkata :

يُخْبِرُ تَعَالَى عَمَّا خَطَبَ بِهِ إِبْلِيْسُ أَتْبَاعَهُ، بَعْدَمَا قَضَى اللهُ بَيْنَ عِبَادَهُ، فَأدخل المؤمنين الجنات، وأسكن الكافرين الدركات، فقام فيهم إبليس -لعنه الله -حينئذ خطيبا ليزيدهم حزنا إلى حزنهم (4) وغَبنا إلى غبْنهم، وحسرة إلى حسرتهم

"Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan…." (Tafsiir Al-Qur'an Al-'Adziim 4/489)

Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala yang siap membakar mereka…!!!

Khutbah tersebut…

Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,

Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…

khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…

Khutbah yang menyadarkan mereka bahwasanya selama ini mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…sang khotiib…Iblis la’natullah 'alaihi
Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٢)وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ (٢٣)
"Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih".
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka" (QS Ibrahim : 22-23)
http://firanda.com/index.php/artikel/wejangan/366-khutbah-iblis-yang-sangat-menyentuh-hati

Relaksasi

Ibnu Hazm rahimahullah berkata :

الْعقْلُ وَالرَّاحَةُ وَهُوَ إِطْرَاحُ الْمُبَالاَةِ بِكَلَامِ النَّاس وَاسْتِعْمَال المبالاة بِكَلَام الْخَالِق عَزَّ وَجل، بَلْ هَذَا بَاب الْعقل والراحة كلهَا، مَنْ قَدَّرَ أَنه يَسْلَمُ مِنْ طَعْنِ النَّاسِ وَعَيْبِهِمْ فَهُوَ مَجْنُون

"Kecerdasan dan rileks (istirahat) adalah dengan sikap tidak peduli (cuek bebek) terhadap perkataan/komentar manusia dan dengan memperdulikan/memperhatikan perkataan sang Pencipta Azza wa Jalla. Ini adalah pintu kecerdasan dan seluruh peristirahatan. Barang siapa yang menyangka ia bisa selamat dari celaan manusia dan cercaan mereka maka ia adalah orang gila." (Al-Akhlaaq wa As-Siyar fi mudawaatin nufuus hal 17)

dikatakan :

رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَكُ

"Keridhoan manusia adalah tujuan yang tidak mungkin tercapai"

 Sabda Rosulullah

مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَأَرْضَى الناس عنه ومن التمس رضى النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سَخَطَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَسْخَطَ عليه الناس

"Barang siapa yang mencari keridhoan Allah dengan (menyebabkan)  kemarahan manusia maka Allah akan meridhoinya dan Allah menjadikan manusia ridho kepadanya. Dan barang siapa yang mencari keridhoan manusia dengan (menyebabkan) kemarahan Allah maka Allah akan marah kepadanya dan akan menjadikan manusia marah kepadanya" (HR Ibnu Hibaan no 276)

disarikan dari:  http://firanda.com/index.php/artikel/wejangan/608-gila-kah-anda

Minggu, 02 Maret 2014

memulai aktivitas dg BISMILLAAH

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه بـ ” بسم الله ” فهو أبتر ” ، أي: ناقص البركة.

“Setiap perkara (kehidupan) yang tidak dimulai dengan BISMILLAAH, maka dia akan terputus. Artinya adalah kurang barakahnya” HR. Ibnu HIbban

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang membaca:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan bisa memudharatkan bersama nama-Nya segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” pada setiap hari di waktu shubuh dan sore sebanyak tiga kali maka tidak akan memudharatkan baginya sesuatu apa pun.” HR. At Tirmidzi no. 3310

Selasa, 25 Februari 2014

Kisah: Ulama yang menyamar sebagai pengemis

Imam Baqi bin Mikhlad Nama beliau. Beliau dari negeri yang sangat jauh yaitu Andalusia sekarang bernama Spanyol. Dengarkan kisah suka dan dukanya dalam mengambil Ilmu kepada Imam Ahmad di Bagdad (Irak) selamat menyimak.
Beliau bercerita : Saya berangkat dengan berjalan kaki dari Andalusia menuju ke Baqdad untuk bertemu dengan Imam Ahmad untuk mengambil hadits dari beliau. Ketika saya mendekati Baqdad saya mendapati informasi tentang ujian yang menimpa Imam Ahmad sayapun menyadari bahwa Imam Ahmad dilarang untuk mengajar dan mengumpulkan manusia untuk mengajar mereka. Hal inipun membuat saya sedih berkepanjangan karena saya datang dari negeri yang sangat jauh dengan berjalan kaki tapi Imam Ahmad dilarang untuk mengajar.
Sesampainya saya di Baqdad saya menaruh barang-barang saya disebuah kamar dan segera mencari tahu keberadaan Imam Ahmad, hingga akhirnya saya mendapatkan kabar tentang keberadaanya. Dengan segera saya ke rumahnya kemudian mengetuk pintu rumah Imam Ahmad dan beliau sendiri yang membukakan pintu kepada saya dan saya pun berkata “Wahai Abu Abdillah, saya seorang yang jauh rumahnya, seorang pencari hadits dan penulis sunnah, saya tidak datang ke sini kecuali untuk itu. Beliau ( Imam Ahmad) berkata “Dari mana anda ?” saya menjawab “Dari Magrib Al-Aqsha” beliau ( Imam Ahmad) berkata “Dari Afrika?” Saya menjawab “Lebih jauh dari itu, saya melewati laut dari negeri saya untuk menuju ke Afrika”  beliau berkata “Negara asalmu sangat jauh, tidak ada yang lebih saya senangi melebihi dari pemenuhanku atas keinginanmu dan saya akan ajari apa yang kamu inginkan tetapi saat ini saya sedang difitnah dan dilarang untuk mengajar”.  Saya pun berkata kepadanya “Saya telah mengetahui hal itu wahai Imam, Wahai Abu Abdillah! Saya tidak dikenal orang didaerah sini dan asing ditempat ini. Jika anda mengizinkan saya akan mendatangi Anda setiap hari dengan memakai pakaian seorang pengemis kemudian berdiri di depan pintu Anda dan meminta shadaqah dan bantuan. Wahai Abu Abdillah masukkanlah saya lewat pintu ini lalu ajarkan kepadaku walaupun hanya satu hadits dalam sehari”. Beliau( Imam Ahmad ) berkata : “Saya sanggup tetapi dengan syarat Anda jangan datang ke tempat-tempat kajian dan ulama hadits yang lain agar mereka tidak mengenalmu sebagai seorang penuntut ilmu”. Saya menjawab “saya terima persyaratan itu”.
Baqi ibnu Mikhlad berkata “Setiap hari saya mengambil tongkat dan saya pun membalut kepala saya dengan sobekan kain dan memasukkan kertas serta alat tulis saya didalam kantong baju saya kemudian mulailah saya mendatangi rumah Imam Ahmad dan berdiri di depan rumah beliau dan berkata “Bersedekahlah kepada seorang yang miskin agar mendapatkan pahala dari Alloh. Maka Imam Ahmad pun keluar untuk menemui saya dan memasukkan saya lewat pintunya kemudian mengajariku dua atau tiga hadits bahkan lebih dari itu hingga saya berhasil mengumpulkan hadits dari beliau sebanyak 300 hadits. Setelah Alloh mengangkat kesulitan yang ada pada Imam Ahmad yang mana Khalifah Al-Makmun yang mengajak kepada perbuatan bid’ah telah meninggal dunia dan digantikan oleh Al-Mutawakkil (seorang yang membelah sunnah) maka Imam Ahmad menjadi terkenal dan kedudukan beliau menjadi tinggi. Pada saat itu setiap saya mendatangi Imam Ahmad di majelis beliau yang besar dan murid-murid yang begitu banyak, beliau melapangkan tempat khusus untukku dan memerintahkan kepada saya untuk mendekat dengan beliau dan dia berkata kepada murid-muridnya “Inilah orang yang berhak dinamakan penuntut ilmu” .
( Sumber Siyar alamu Nubala Imam Adzahabi)

Apakah Setiap yang Haram itu Najis?

Ibnu Taimiyah rahimahullah telah memberikan kita kaedah mudah untuk memahami najis dan haram. Beliau berkata,

كُلُّ نَجِسٍ مُحَرَّمَ الْأَكْلِ وَلَيْسَ كُلُّ مُحَرَّمِ الْأَكْلِ نَجِسًا

Setiap najis diharamkan untuk dimakan, namun tidak setiap yang haram dimakan itu najis.” (Majmu’atul Fatawa, 21: 16).

 Mengenai kaedah di atas dijelaskan pula oleh Imam Ash Shon’ani,
“Sesuatu yang najis tentu saja haram, namun tidak sebaliknya. Karena najis berarti tidak boleh disentuh dalam setiap keadaan. Hukum najisnya suatu benda berarti menunjukkan haramnya, namun tidak sebaliknya. Diharamkan memakai sutera dan emas (bagi pria), namun keduanya itu suci karena didukung oleh dalil dan ijma’ (konsensus para ulama). Jika engkau mengetahui hal ini, maka haramnya khomr dan daging keledai jinak sebagaimana disebutkan dalam dalil tidak menunjukkan akan najisnya. Jika ingin menyatakan najis, harus didukung dengan dalil lain. Jika tidak, maka kita tetap berpegang dengan hukum asal yaitu segala sesuatu itu suci. Siapa yang mengklaim keluar dari hukum asal, maka ia harus mendatangkan dalil. Sedangkan bangkai dihukumi najisnya karena dalil mengatakan haram sekaligus najisnya.” (Lihat Subulus Salam, 1: 158).

 http://abuabdurrohmanmanado.wordpress.com/2013/12/30/apakah-setiap-yang-haram-itu-najis/

Senin, 24 Februari 2014

Fakta, Ibu Berbohong

INILAH FAKTA KEBOHONGAN DARI SEORANG IBU, YG WAJIB DIKETAHUI SEORANG ANAK :

1. Saat makan, jika makanan kurang, Ia akan memberikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, "Cepatlah makan, ibu tidak lapar."

2. Waktu makan, Ia selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, "ibu tidak suka daging, makanlah, nak.."

3. Tengah malam saat dia sedang menjaga anaknya yg sakit, Ia berkata, "Istirahatlah nak, ibu masih belum ngantuk.."

4. Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, "Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang."

5. Saat anak sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar, Ia lantas berkata, "Rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa tinggal di sana."

6. Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anaknya akan menangis, tetapi ibu masih bisa tersenyum sambil berkata, "Jangan menangis, ibu tidak apa-apa." Ini adalah kebohongan terakhir yg dibuat ibu. Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa dewasanya kita, ibu selalu menganggap kita anak kecilnya, mengkhawatirkan-diri kita, tetapi beliau tidak pernah membiarkan kita mengkhawatirkan- dirinya 


 https://www.facebook.com/CELUHA/photos/a.258587727538261.63462.257781684285532/673102959420067/?type=1&theater

Jumat, 21 Februari 2014

Internet Salah Satu Tanda Kiamat?

Loh, koq bisa? Iya, internet adalah salah satu tanda kiamat kecil.

Mari kita perhatikan sabda Nabî Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam berikut :
لا تقوم الساعة حتى تظهر الفتن ويكثر الكذب وتتقارب الأسواق ويتقارب الزمان
“Kiamat tidak akan terjadi sampai fitnah semakin tampak, kedustaan semakin merebak, pasar-pasar semakin banyak dan zaman (waktu) semakin berdekatan.”

Di dalam riwayat lain :
ويقترب الزمان ويكثر الهرج، قيل وما الهرج، قال: القتل
“Zaman semakin singkat dan semakin banyak “al-haraj”. Sahabat menanyakan apa itu “haraj”? Nabi menjawab, pembunuhan.” [HR Ahmad]

Imâm Ibnu Bâz rahimahullâhu menjelaskan makna hadits “zaman semakin berdekatan” sbb :
يفسر بما وقع في هذا العصر من تقارب ما بين المدن والأقاليم وقصر المسافة بينها بسبب اختراع الطائرات والسيارة والإذاعة وما إلى ذلك والله أعلم
“Hal ini dapat ditafsirkan dengan apa yang telah terjadi di zaman ini, yaitu saling berdekatannya antara sebuah kota dengan wilayah serta semakin singkatnya jarak tempuh keduanya oleh sebab adanya inovasi berupa pesawat, mobil, siaran radio dan selainnya, wallâhu a’lam.”

Apabila kita perhatikan, bahwa internet itu tidak dapat terlepas dari :
1. Taqôrub az-Zamân (mendekatkan waktu), yaitu dengan adanya internet maka jarak dan ruang tidak menjadi halangan dan semakin mendekatkannya.
2. Taqôrub al-Aswâq (pasar semakin berdekatan), yaitu dengan semakin merebaknya pasar-pasar (market) online, sehingga kita tidak perlu lagi keluar ke pasar untuk mencari barang, namun cukup mencari di internet maka ribuan item akan bermunculan.
3. Semakin merebaknya perzinaan, sebagaimana di dalam hadits yang diwayatkan oleh Anas Radhiyallâhu ‘anhu bahwa diantara tanda-tanda hari kiamat itu adalah zina semakin tampak (HR Bukhârî Muslim). Internet adalah sarana paling massif di dalam menyebarkan pornografi, sehingga semakin memperbanyak perbuatan zina.
4. Semakin merebaknya nyanyian dan musik-musik beserta biduanita sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu Mâjah. Dan tentu saja internet adalah sarana yang paling efektif di dalam memperbanyak nyanyian dan musik beserta biduan-biduan para penyanyi wanita.
5. Semakin merebaknya kedustaan dan kebohongan. Internet dengan berbagai media sosial dan forum-forumnya adalah sarana terbesar semakin merebaknya dusta dan bohong, serta berita-berita yang tidak tepat (belum diverifikasi/ditabayyuni).
Dan masih banyak lagi hadits-hadits semisal, yang apabila dikumpulkan maka bisa mengindikasikan bahwa internet itu termasuk salah satu diantara tanda-tanda kiamat (kecil).

di nukil dari:  http://abusalma.wordpress.com/2014/02/19/renungan-internet-adalah-salah-satu-tanda-kiamat/

Rabu, 19 Februari 2014

Kenapa "Birro" Bukan "Birru" ??

Di dalam Al-Qur’an pada firman Allah Subahanahu wa Ta’ala:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوْا
“Bukanlah sebuah kebaikan kalian menghadapkan …” (QS. Al-Baqarah: 177)
Yaitu bahwasanya kalian mengatakan: Sesungguhnya “ليس” berfungsi merofa’kan mubtada dan menashobkan khobar, tapi di sini kok tertulis “الْبِرُّ” manshub?
Maka jawaban dari permasalahan ini adalah kami katakan: Ulama berkata bahwa terkadang khobar dikedepankan dari isimnya. Terkadang engkau katakan:
كَانَ قَائِمًا زَيْدٌ
“Adalah berdiri Si Zaid itu”
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَ كَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (QS. Ar-Ruum: 47)
Yakni terkadang khobar dikedepankan.
Kemudian firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوْا
Ini termasuk pengedepanan khobar. Maksud dari ayat ini adalah:
لَيْسَ تَوْلِيَتُكُمْ وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ هُوَ الْبِرَّ
“Bukanlah menghadapkan wajah-wajah kalian ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan…” (QS. Al-Baqarah: 177)
(Selesai terjemahan dari halaman 470)
>>> TAMBAHAN PENJELASAN
Untuk menambah kejelasan, berikut ini saya (Muhammad Mujianto al-Batawie) akan berikan I’rob singkatnya:
ليس”: FI’IL MADHI NAQISH, MABNI, TETAP DI ATAS HAROKAT FATHAH
البر”: KHOBAR LAISA MUQODDAM, MANSHUB, FATHAH, ISIM MUFROD
أن”: HURUF NASHOB & MASDAR, MABNI, TETAP DI ATAS HAROKAT SUKUN
تولوا”: FI’IL MUDHORE DIWALI OLEH AMIL NASHOB, HAZFUN NUN, AF’ALUL KHOMSAH
Lho. Lalu mana ISIM  LAISANYA?
ISIM LAISANYA adalah MASHDAR MUAWWAL yang terbentuk dari AN + FI’IL MUDHORE. Diperkirakan kalimatnya adalah sebagai berikut:
لَيْسَ تَوْلِيَتُكُمْ وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ هُوَ الْبِرَّ
Demikisan saja. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.

 http://pustakalaka.wordpress.com/2014/02/18/catatan-ilmu-nahwu-kenapa-birro-bukan-birru/

Jumat, 14 Februari 2014

Antara Bersin Dan Menguap

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya (mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan ‘haaah’, maka setan akan menertawainya.” (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)
 
Menutup mulut ketika menguap

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahan mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk.” (HR. Muslim no. 2995)

Kenapa Tertawakan Orang Kentut?

Dari sahabat Abdullah bin Zam’ah radhiyallahu ‘anhu,
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan khutbah. Beliau menceritakan tentang kisah onta Nabi Sholeh yang disembelih kaumnya yang membangkang. Beliau menafsirkan firman Allah di surat as-Syams. Kemudian beliau menasehati agar bersikap lembut dengan wanita, dan tidak boleh memukulnya.
Kemudian beliau menasehati sikap sahabat yang tertawa ketika mendengar ada yang kentut.

إِلَامَ يَضْحَكُ أَحَدُكُمْ مِمَّا يَفْعَلُ؟

“Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya.” (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).

Menertawakan Kentut Kebiasaan Jahiliyah

Dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, Al-Mubarokfuri mengatakan,

وكانوا في الجاهلية إذا وقع ذلك من أحد منهم في مجلس يضحكون فنهاهم عن ذلك

“Dulu mereka (para sahabat) di masa jahiliyah, apabila ada salah satu peserta majlis yang kentut, mereka pada tertawa. Kemudian beliau melarang hal itu.” (Tuhfatul Ahwadzi, 9/189)

Ibadah Tanpa Ilmu

Sebagian Salafush Shalih Mengatakan:
 

مَنْ عَبَدَ اللهَ بِجَهْلٍ ، أَفْسَدَ أَكْثَرَ مِماَّ يُصْلِحُ


"Barangsiapa beribadah kepada Allah dengan kebodohan, dia telah membuat kerusakan lebih banyak daripada membuat kebaikan."

(Majmu’ Fatawa 25/281)

Jumat, 07 Februari 2014

Berbuat Baik Kok Takut Riya'...

Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,

تَرْكُ الْعَمَلِ لِأَجْلِ النَّاسِ رِيَاءٌ وَالْعَمَلُ لِأَجْلِ النَّاسِ شِرْكٌ

“Meninggalkan amalan karena manusia termasuk riya’ dan beramal karena manusia termasuk syirik.” 

(Majmu’atul Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 23: 174).

Selasa, 04 Februari 2014

Sedekah Yang Baik

Sedekah semuanya baik, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung niat, kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran sedekah. Di antara sedekah yang utama menurut Islam adalah sbb:

 

1.  Sedekah Sirriyyah

Sedekah sirriyyah adalah sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sedekah ini sangat utama karena lebih mendekati ikhlas dan selamat dari sifat riya’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Jika kamu Menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271)

2.  Sedekah Dalam Kondisi Sehat

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab:
« أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ : لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3.  Sedekah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al Baqarah: 219)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Minggu, 02 Februari 2014

Neraka Juga Menyiksa Dengan Dingin

Selama ini kita sering mendengar panasnya neraka dan ngerinya siksa dengan panasnya. Ternyata nereka juga menyiksa dengan dingin yang sangat, dingin yang bisa menyiksa dan membinasakan. Berikut pembahasannya.

Dalil dari Al-Quran
Dalam Al-Quran Terdapat lafadz [وَغَسَّاقٌ] “Ghassaq” yang bermakna air yang sangat dingin dan menyiksa.
Allah Ta’ala berfirman,
هَذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ
Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin (ghassaq).” (Shaad: 57)
Dalam Kamus Mu’jam Al-Arabiyyah Al-Mu’ashirah,
ماء منتن، ولكنه بارد.
“air yang busuk tetapi dingin”
Dalam kamus Kalimatul Quran,
صديد يسيل من أجسادهم وهو بارد بردا مؤلما
“Nanah (cairan menjijikan) yang mengalir dari jasad penduduk neraka dengan dingin yang sangat dan menyiksa”
Allah Ta’ala juga berfirman,
لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا (24) إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا (25) جَزَاءً وِفَاقًا (26)
Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan ghassaq, sebagai pambalasan yang setimpal.” (An Naba’: 24-26).

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu menjelaskan,
الغساق: الزمهرير البارد الذي يحرق من برده
“Ghassaq adalah udara yang sangat dingin yang membinasakan dengan dinginnya”[1]
Ahli Tafsir Mujahid rahimahullah berkata,
هو الذي لا يستطيعون أن يذوقوه من برده
“yaitu yang tidak bisa menahan rasa dinginnya[2]

Makan Buah Setelah Makan Nasi, Bahayakah ?

Pertanyaan:

Dokter, apakah benar memakan buah setelah makan berat (nasi) tidak baik bagi kesehatan?

Jawaban:

Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa makan buah setelah makan berat (nasi) bisa membahayakan. Karena buah akan terfermentasi/membusuk karena mengantri dicerna oleh usus dengan adanya makanan berat yang diolah di perncernaan. Sifat buah dikatakan tidak bertahan lama sehingga terburu membusuk.

Akan tetapi kami belum menemukan penelitian yang valid mengenai hal ini. Apakah benar buah harus mengantri dahulu dicerna setelah makanan (nasi)? Apakah tidak dicerna bersamaan, apakah benar buah bisa membususk di usus. Kami belum pernah mendengar sebelumnya akan bahaya ini, baik guru-guru kami juga tidak membenarkan kebiasaan salah yang sudah tersebar di masyarakat bahwa makan buah setelah makan nasi (makan berat) berbahaya. Oleh akrena itu, perlu penelitian yang valid.

Akan tetapi ada bebeapa penelitian yang menyatakan bahwa makan buah itu sebaiknya sebelum makan berat (nasi) dengan beberapa alasan:

1. gula darah meningkat  cepat setelah perut kososng
Karena gula pada buah lebih cepat diserap, sehingga bermanfaat bagi mereka yang baru kosong perutnya atau ingin segera mengisi tenaga dengan gula. Misalnya makan pada pagi hari.

2. penyerapan nutrisi lebih sempurna
Nutrisi pada buah lebih diserap sempurna, namun jika bersama makanan berat, maka tidak diserap sempurna.

3. bisa untuk diet dan mengurangi porsi makan kandungan serat pada buah membuat agak kenyang sehingga bisa digunakan untuk pola diet.
 
Dijawab oleh: dr. Raehanul Bahraen (Alumni Fakultas Kedokteran UGM, sedang menempuh spesialis patologi klinik di Fakultas Kedokteran UGM
 
Sumber:  http://www.konsultasisyariah.com/berbahayakah-makan-buah-setelah-makan-nasi/

Pribahasa Copas Dari Qur'an Hadits

Berikut peribahasa atau pepatah yang ternyata Al-Quran, hadits ataupun inti ajaran Islam:

-tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah
Ini adalah Hadits, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
“Tangan yang di atas lebih baik dibanding tangan yang di bawah[1]

-tidak terjatuh dilubang yang sama
AtauHanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali”
Semakna dengan hadits. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama dua kali”[2].

-setelah kesulitan ada kemudahan
Semakna dengan Ayat. Allah Ta’ala  berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Asy Syarh: 5-6).

-menghormati yang besar dan menyayangi yang kecil
Semakna dengan hadits. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيْرِنَا
Bukan termasuk golonganku, orang yang tidak sayang kepada yang kecil dan tidak mengenal kedudukan orang yang besar.”[3]

-Bagai menegakkan benang basah
Atau “mencari jarum dalam jerami” artinya sesuatu yang tidak mungkin, maka ini juga ada ungkapannya dalam ayat yaitu fiman Allah ta’ala,
{ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ } [الأعراف: 40]
“Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. “ [Al-A’raaf:40]

-yang sedang-sedang saja
Atau papatah “Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya”. Ini memang bukan hadits yang benar akan tetapi statusnya adalah “mauquf”. Yaitu perkataan para sahabat. Dan tentu para sahabat gurunya adalah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam. Dan ada dalil-dalil bahwa ajaran Islam memang pertengahan tidak ektrim dan tidak meremehkan.
Hadits mauquuf adalah,
خير الأمور أوسطها
“Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahannya”[4]

-long life learner (belajar seumur hidup)
Maka ini juga sudah ada dalam ajaran Islam. Sebagaimana perkataan Imam Ahmad rahimahullah yang terkenal,
مع المحبرة، إلى المقبرة
“ma’al mahbarah ilal maqbarah”
“Bersama tempat tinta hingga ke kuburan”[5]

-seperti pohon yang tidak bebuah
Ini adalah perkataan ulama dan temasuk ajaran islam jika meninjau dalil-dalil yang lain. Al-Khathib al-Baghdadi rahimahullah nberkata,
فَإِنَّ الْعِلْمَ شَجَرَةٌ وَالْعَمَلَ ثَمَرَةٌ، وَلَيْسَ يُعَدُّ عَالِمًا مَنْ لَمْ يَكُنْ بِعِلْمِهِ عَامِلًا
“Sesungguhnya ilmu adalah pohon dan amal adalah buahnya. Seseorang tidak akan dianggap alim bila tidak mengamalkan ilmunya.” [6]

Penutup
Demikianlah, kita perlu yakini dan tekankan sekali lagi bahwa semua yang berkaitan dengan kemashlahatan dunia dan akhirat sudah diajarkan oleh islam. Mengapa kita masih mencari motivasi, jalan keluar dan prinsip hidup dari orang-orang kafir dan fasik. Mengambil dari filsafat yunani atau filsafat cina dan sebagainya. Boleh-boleh saja jika bersesuaian dengan Islam, tetapi kenapa kita tidak mendahulukan perkataan Allah dan Rasul-Nya, perkataan sahabat, perkataan ulama dan orang-orang shalih.

Berkaitan dengan tema tulisan ini silahkan baca:
Benang Merah Syariat Dan Empat Sifat Dasar [Melankolis, Koleris, Sanguin Dan Plegmatis]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Sunnah Istirahat Siang

1i123magesKebiaasaan yang mungkin kita lakukan ini adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, insyaAllah kita akan mendapat pahala jika kita meniatkannya. Adapun jika sekedar kebiasaan saja maka tidak berpahala. Inilah pentingnya ilmu, jika kita tidak mengetahui hal ini, maka tidur siang kita hanya semata-mata karena kebiasaan saja dan tidak mendapat pahala.
Selain itu tidur/istirahat siang (qailulah) juga termasuk kebiasaan yang menyehatkan asalkan tidak berlebihan, akan menyegarkan badan dan membantu kita untuk bangun shalat malam.

Qailulah tidak harus tidur, istirahat siang termasuk qailulah
Dalam Kamus Lisanul Arab dijelaskan makna qailulah secara bahasa,
القيلولة نومة نصف النهار
“Qailulah adalah tidur pada pertengahan siang”[1]
Karena diterjemahkan qailulah dengan “tidur siang” maka banyak yang menyangka qailulah mesti harus tidur. Yang benar, qailulah tidak mesti harus tidur, istirahat pada siang hari sudah termasuk qailulah.
Ash-Shan’ani rahimahullah berkata,
والقيلولة: الاستراحة نصف النهار، وإن لم يكن معها نوم
“Qailulah adalah istirahat pada pertengahan siang walaupun tidak tidur.”[2]

Kapan Waktu qailulah
Terdapat ikhtilaf ulama kapan waktu qailulah, apakah sebelum dzuhur atau sesudah dzuhur atau keduanya.

Jumat, 31 Januari 2014

Belajar Dari Do'a Nabi Musa

Dalam Alquran, Allah menyebutkan beberapa doa yang dipanjatkan Musa. Doa-doa itu beliau panjatkan dalam setiap kesempatan yang berbeda. Namun ada satu doa yang sangat menakjubkan, doa yang mengobati sekian banyak kegelisahan yang dialami oleh Musa,

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashas: 24).

Anda bisa perhatikan surat al-Qashas, Allah menceritakan Musa dari ayat 3 hingga ayat 43. Doa ini diucapkan Musa ketika beliau berada di kondisi serba susah. Diliputi rasa cemas dan ketakutan. Bagi orang awam, keadaan itu mungkin sudah dianggap puncak ujian, seolah tidak ada lagi harapan untuk hidup.

1. Firaun menjajah habis bani Israil
2. Membantai setiap bayi lelaki, dan membiarkan hidup bayi perempuan
3. Firaun membuat lemah setiap sendi kehidupan bani Israil, seolah tidak ada harapan untuk bisa bangkit memperjuangkan kemerdekaannya.
4. Allah perintahkan ibunya Musa untuk melabuhkan anaknya ke sungai.
5. Musa diasuh oleh keluarga Firaun. Musa kecil tumbuh di tengah-tengah calon musuhnya.
6. Setelah besar, Musa melarikan diri dari kerajaan Firaun. Musa membunuh pengikut Firaun ketika berusaha membantu lelaki bani Israil yang rebutan air dengan korban.
7. Musa menjadi ketakutan di kota Mesir, karena telah membunuh pengikut Firaun. Bahkan datang seorang informan, bahwa para pemimpin pasukan Firaun telah bersepakat untuk membunuh Musa.
8. Musa keluar mesir dengan penuh ketakutan, beliau berjalan ke arah Madyan.
9. Di tengah perjalanan beliau menjumpai dua wanita yang mengantri untuk mengambil air untuk ternaknya, namun mereka tidak mampu melakukannya. Kemudian dibantu Musa.

Di saat itulah, Musa merasa sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tapi tiada lagi tempat

Kamis, 30 Januari 2014

Shalat Rawatib Setelah Shalat Jum'at

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari – rahimahullah – (no. 1165) dan Muslim – rahimahullah (no. 729) dari hadits Ibnu ’Umar radliyallaahu ‘anhuma, ia berkata :
صليت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم ركعتين قبل الظهر، وركعتين بعد الظهر، وركعتين بعد الْجُمعة، وركعتين بعد الْمَغرب، وركعتين بعد العشاء
“Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dua raka’at sebelum shalat Dhuhur, dua raka’at setelah shalat Dhuhur, dua raka’at setelah shalat Jum’at, dua raka’at setelah shalat Maghrib, dan dua raka’at setelah shalat ‘Isya’”.
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 882) dari hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
إذا صلى أحدكم الْجُمعة؛ فليصل بعدها أربعًا
“Apabila salah seorang di antara kalian melaksanakan shalat Jum’at, maka hendaknya ia shalat (sunnah) setelahnya sebanyak empat raka’at.

أن النَّبِي صلى الله عليه وسلم كان لا يصلي بعد الْجُمعة حَتَّى ينصرف فيصلي ركعتين فِي بيته
“Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melaksanakan shalat (sunnah) setelah shalat Jum’at hingga ia beranjak dari tempatnya. Maka beliau melaksanakan shalat (sunnah) dua raka’at di rumahnya”.
Telah berkata Ibnu Rajab rahimahullah - : ”Para ulama telah berbeda pendapat dalam penggabungan (hukum yang terambil) antara hadits Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah”. Pendapat-pendapat tersebut dapat diuraikan di bawah :

Minggu, 26 Januari 2014

Sempurnakan Separuh Agamamu, Dengan..

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,  ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نِصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي

Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” 
(HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman.)

Al Mula ‘Ali Al Qori rahimahullah dalam Mirqotul Mafatih Syarh Misykatul Mashobih berkata bahwa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambertakwalah pada separuh yang lainnya”, maksudnya adalah bertakwalah pada sisa dari perkara agamanya. Di sini dijadikan menikah sebagai separuhnya, ini menunjukkan dorongan yang sangat untuk menikah.

Al Ghozali rahimahullah (sebagaimana dinukil dalam kitab Mirqotul Mafatih) berkata, “Umumnya yang merusak agama seseorang ada dua hal yaitu kemaluan dan perutnya. Menikah berarti telah menjaga diri dari salah satunya. Dengan nikah berarti seseorang membentengi diri dari godaan syaithon, membentengi diri dari syahwat (yang menggejolak) dan lebih menundukkan pandangan.”