Kebiaasaan yang mungkin kita lakukan ini adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, insyaAllah kita akan mendapat pahala jika kita meniatkannya. Adapun jika sekedar kebiasaan saja maka tidak berpahala. Inilah
pentingnya ilmu, jika kita tidak mengetahui hal ini, maka tidur siang
kita hanya semata-mata karena kebiasaan saja dan tidak mendapat pahala.
Selain itu tidur/istirahat siang (qailulah) juga termasuk kebiasaan
yang menyehatkan asalkan tidak berlebihan, akan menyegarkan badan dan
membantu kita untuk bangun shalat malam.
Qailulah tidak harus tidur, istirahat siang termasuk qailulah
Dalam Kamus Lisanul Arab dijelaskan makna qailulah secara bahasa,
القيلولة نومة نصف النهار
“Qailulah adalah tidur pada pertengahan siang”[1]
Karena diterjemahkan qailulah dengan “tidur siang” maka banyak yang menyangka qailulah mesti harus tidur. Yang benar, qailulah tidak mesti harus tidur, istirahat pada siang hari sudah termasuk qailulah.
Ash-Shan’ani rahimahullah berkata,
والقيلولة: الاستراحة نصف النهار، وإن لم يكن معها نوم
“Qailulah adalah istirahat pada pertengahan siang walaupun tidak tidur.”[2]
Kapan Waktu qailulah
Terdapat ikhtilaf ulama kapan waktu qailulah, apakah sebelum dzuhur atau sesudah dzuhur atau keduanya.
Syarbini rahimahullah berkata,
هي النوم قبل الزوال
“tidur sebelum zawal (waktu dzhur)”
Al-Munawi rahimahullah berkata,
القيلولة: النوم وسط النهار عند الزوال وما قاربه من قبل أو بعد
“Qailulah adalah tidur di pertengahan siang ketika zawal atau mendekati waktu zawal sebelum atau sesudahnya.”
Al-Badri Al-Aini berkata,
القيلولة معناها النوم في الظهيرة
“Qailulah maknanya: tidur di waktu dhuzur (petengahan siang).”[3]
Dan yang rajih adalah qailulah itu waktunya setelah zawal (dzuhur) sebagaimana hadits.
عن سهل بن سعد رضي الله عنه قال: ما كنا نقيل ولا نتغذى إلا بعد الجمعة في عهد النبي صلى الله عليه وسلم. واللفظ لمسلم.
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu berkata,
“kami (dahulunya) tidaklah melakukan qailulah dan makan kecuali setelah shalat jumat di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[4]
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata,
كَانُوا يُجَمِّعُوْنَ ثُمَّ يَقِيْلُوْنَ
“Mereka (para sahabat) dulu biasa melaksanakan shalat Jum’at, kemudian istirahat siang ( qailulah).” [5]
Sunnah qailulah
Tidur siang disebutkan dalam Al-Quran. Allah Ta’ala berfirman,
وَمِنْ
آَيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ
فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari
dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
mendengarkan” (Ar-Ruum :23)
Demikian juga diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
قِيْلُوا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ تَقِيْلُ
“Qailulah-lah (istirahat sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.” [6]
Demikian juga perbuatan para sahabat.
رُبَّمَا
قَعَدَ عَلَى بَابِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رِجَالٌ مِنْ قُرَيْشٍ، فَإِذَا
فَاءَ الْفَيْءُ قَالَ: قُوْمُوا فَمَا بَقِيَ فَهُوَ لِلشَّيْطَانِ. ثُمَّ
لاَ يَمُرُّ عَلَى أَحَدٍ إِلاَّ أَقَامَهُ
“Pernah suatu ketika ada orang-orang Quraisy yang duduk di depan pintu Ibnu Mas’ud. Ketika tengah hari, Ibnu Mas’ud mengatakan, “Bangkitlah kalian (untuk istirahat siang), Yang tertinggal hanyalah bagian untuk setan.” Kemudian tidaklah Umar melewati seorang pun kecuali menyuruhnya bangkit.”[7]
Di riwayat yang lain,
كَانَ
عُمَرُ z يَمُرُّ بِنَا نِصْفَ النَّهَارِ –أَوْ قَرِيْبًا مِنْهُ –
فَيَقُوْلُ: قُوْمُوا فَقِيْلُوا، فَمَا بَقِيَ فَلِلشَّيْطَانِ
“Dahulunya ’Umar bila melewati kami pada tengah hari atau mendekati tengah hari mengatakan, “Bangkitlah kalian! Istirahat sianglah! Yang tertinggal menjadi bagian untuk setan.”[8]
Al-Khalal berkata,
قال الخلال استحباب القائلة نصف النهار قال عبد الله كان أبي ينام نصف النهار شتاء كان أو صيفا لا يدعها
“Disunnahkan qailulah pada pertengahan siang, Abdullah (bin Ahmad) berkata, “Ayahku tidur siang pada musim panas dan dingin, ia tidak meninggalkannya.”[9]
Manfaat tidur siang
Tidur siang sangat bermanfaat dan terasa bagi mereka yang terbiasa.
Terasa segar jika bangun dari tidur siang yang walaupun sebentar tetapi
berkualitas.
Berikut manfaat tidur siang bagi kesehatan:
1. Meningkatkan daya ingat
Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa tidur siang selama 45 menit bisa membantu meningkatkan daya ingat. Peningkatan ini terjadi dalam fase slow-wave sleep atau tidur gelombang pendek sebagaimana biasa terjadi saat tidur siang.
Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa tidur siang selama 45 menit bisa membantu meningkatkan daya ingat. Peningkatan ini terjadi dalam fase slow-wave sleep atau tidur gelombang pendek sebagaimana biasa terjadi saat tidur siang.
Peningkatan aktivitas otak saat sedang tidur juga diyakini bermanfaat
untuk mempelajari bahasa asing. Kata-kata atau istilah baru akan lebih
mudah diingat jika sering diperdengarkan saat sedang tidur.
2. Meningkatkan produktivitas
Tidur siang dapat melindungi otak dari pengolahan informasi yang terjadi secara berlebihan dan membantu mengkonsolidasikan informasi yang baru dipelajari. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan konsentrasi dan produktifitas di tempat kerja. Bahkan penelitian sebelumnya menemukan tidur siang dapat menurunkan tekanan darah.
Tidur siang dapat melindungi otak dari pengolahan informasi yang terjadi secara berlebihan dan membantu mengkonsolidasikan informasi yang baru dipelajari. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan konsentrasi dan produktifitas di tempat kerja. Bahkan penelitian sebelumnya menemukan tidur siang dapat menurunkan tekanan darah.
3. Mengobati insomnia
Penelitian telah menemukan bahwa orang yang tidur siang selama 15 menit merasa lebih waspada dan kurang mengantuk, bahkan ketika malam hari sebelumnya kurang tidur.
Penelitian telah menemukan bahwa orang yang tidur siang selama 15 menit merasa lebih waspada dan kurang mengantuk, bahkan ketika malam hari sebelumnya kurang tidur.
Efeknya memang bisa bervariasi pada setiap individu, namun sebuah
penelitian tahun 2011 menegaskan tidur siang membuat penderita insomnia
jadi lebih bugar karena total waktu istirahatnya jadi lebih panjang.
4. Menurunkan stres
Ingin memotong hormon stres kortisol sebanyak separuh? Penelitian menunjukkan bahwa hormon stres secara dramatis mengalami penurunan setelah tidur siang, terutama jika semalam tidurnya kurang begitu nyenyak.
Ingin memotong hormon stres kortisol sebanyak separuh? Penelitian menunjukkan bahwa hormon stres secara dramatis mengalami penurunan setelah tidur siang, terutama jika semalam tidurnya kurang begitu nyenyak.
Sebuah penelitian di Jerman menemukan bahwa ketika sekelompok pilot
tidur kurang dari 7 jam semalam sebelum bertugas, kadar kortisolnya
meningkat secara signifikan dan bertahan selama 2 hari. Namun ketika
berhasil tidur siang barang sebentar, kadar kortisol berkurang
separuhnya.
5. Mencegah penyakit jantung
Tidur siang yang pendek selama 20-40 menit bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke. Kesimpulan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Yunani.
Tidur siang yang pendek selama 20-40 menit bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke. Kesimpulan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Yunani.
Peneliti menemukan bahwa orang yang setidaknya tidur siang 30 menit
selama 3 kali dalam seminggu dapat menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular sebesar 37 persen. Menurut penelitian ini, tidur siang
yang sehat sebaiknya dilakukan antara pukul 1-3 siang selama tak lebih
dari 45 menit. Jika berlebih, justru menyebabkan terbangun dengan
‘kepala berat’.[10]
Demikian, semoga bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa
shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
@Pogung Lor- Jogja, 13 Jumadal Awwal 1434 H
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] Lisanul Arab 11/557, Dar Shadir, Beirut, cet.III, 1414 H, syamilah
[2] Subulus Salam 1/398, darul Hadits, syamilah
[4] Muttafaq alaihi, lafadz Muslim
[5]
HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no.1240, dikatakan oleh Al-Imam
Al-Albani t dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 939: shahihul isnad
[6] HR. Abu Nu’aim dalam Ath-Thibb, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1637: isnadnya shahih
[7]
HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no.1238, dikatakan oleh Al-Imam
Al-Albani dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 939: hasanul isnad)
[8]
HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no.1239, dikatakan oleh Al-Imam
Al-Albani dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 939: hasanul isnad)
[9] Al-Adab Asy-Syar’iyyah wal minahil mar’iyyah hal 161, sumber: http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=448&idto=448&bk_no=43&ID=343
Tidak ada komentar:
Posting Komentar