Laman

Selasa, 25 Februari 2014

Kisah: Ulama yang menyamar sebagai pengemis

Imam Baqi bin Mikhlad Nama beliau. Beliau dari negeri yang sangat jauh yaitu Andalusia sekarang bernama Spanyol. Dengarkan kisah suka dan dukanya dalam mengambil Ilmu kepada Imam Ahmad di Bagdad (Irak) selamat menyimak.
Beliau bercerita : Saya berangkat dengan berjalan kaki dari Andalusia menuju ke Baqdad untuk bertemu dengan Imam Ahmad untuk mengambil hadits dari beliau. Ketika saya mendekati Baqdad saya mendapati informasi tentang ujian yang menimpa Imam Ahmad sayapun menyadari bahwa Imam Ahmad dilarang untuk mengajar dan mengumpulkan manusia untuk mengajar mereka. Hal inipun membuat saya sedih berkepanjangan karena saya datang dari negeri yang sangat jauh dengan berjalan kaki tapi Imam Ahmad dilarang untuk mengajar.
Sesampainya saya di Baqdad saya menaruh barang-barang saya disebuah kamar dan segera mencari tahu keberadaan Imam Ahmad, hingga akhirnya saya mendapatkan kabar tentang keberadaanya. Dengan segera saya ke rumahnya kemudian mengetuk pintu rumah Imam Ahmad dan beliau sendiri yang membukakan pintu kepada saya dan saya pun berkata “Wahai Abu Abdillah, saya seorang yang jauh rumahnya, seorang pencari hadits dan penulis sunnah, saya tidak datang ke sini kecuali untuk itu. Beliau ( Imam Ahmad) berkata “Dari mana anda ?” saya menjawab “Dari Magrib Al-Aqsha” beliau ( Imam Ahmad) berkata “Dari Afrika?” Saya menjawab “Lebih jauh dari itu, saya melewati laut dari negeri saya untuk menuju ke Afrika”  beliau berkata “Negara asalmu sangat jauh, tidak ada yang lebih saya senangi melebihi dari pemenuhanku atas keinginanmu dan saya akan ajari apa yang kamu inginkan tetapi saat ini saya sedang difitnah dan dilarang untuk mengajar”.  Saya pun berkata kepadanya “Saya telah mengetahui hal itu wahai Imam, Wahai Abu Abdillah! Saya tidak dikenal orang didaerah sini dan asing ditempat ini. Jika anda mengizinkan saya akan mendatangi Anda setiap hari dengan memakai pakaian seorang pengemis kemudian berdiri di depan pintu Anda dan meminta shadaqah dan bantuan. Wahai Abu Abdillah masukkanlah saya lewat pintu ini lalu ajarkan kepadaku walaupun hanya satu hadits dalam sehari”. Beliau( Imam Ahmad ) berkata : “Saya sanggup tetapi dengan syarat Anda jangan datang ke tempat-tempat kajian dan ulama hadits yang lain agar mereka tidak mengenalmu sebagai seorang penuntut ilmu”. Saya menjawab “saya terima persyaratan itu”.
Baqi ibnu Mikhlad berkata “Setiap hari saya mengambil tongkat dan saya pun membalut kepala saya dengan sobekan kain dan memasukkan kertas serta alat tulis saya didalam kantong baju saya kemudian mulailah saya mendatangi rumah Imam Ahmad dan berdiri di depan rumah beliau dan berkata “Bersedekahlah kepada seorang yang miskin agar mendapatkan pahala dari Alloh. Maka Imam Ahmad pun keluar untuk menemui saya dan memasukkan saya lewat pintunya kemudian mengajariku dua atau tiga hadits bahkan lebih dari itu hingga saya berhasil mengumpulkan hadits dari beliau sebanyak 300 hadits. Setelah Alloh mengangkat kesulitan yang ada pada Imam Ahmad yang mana Khalifah Al-Makmun yang mengajak kepada perbuatan bid’ah telah meninggal dunia dan digantikan oleh Al-Mutawakkil (seorang yang membelah sunnah) maka Imam Ahmad menjadi terkenal dan kedudukan beliau menjadi tinggi. Pada saat itu setiap saya mendatangi Imam Ahmad di majelis beliau yang besar dan murid-murid yang begitu banyak, beliau melapangkan tempat khusus untukku dan memerintahkan kepada saya untuk mendekat dengan beliau dan dia berkata kepada murid-muridnya “Inilah orang yang berhak dinamakan penuntut ilmu” .
( Sumber Siyar alamu Nubala Imam Adzahabi)

Apakah Setiap yang Haram itu Najis?

Ibnu Taimiyah rahimahullah telah memberikan kita kaedah mudah untuk memahami najis dan haram. Beliau berkata,

كُلُّ نَجِسٍ مُحَرَّمَ الْأَكْلِ وَلَيْسَ كُلُّ مُحَرَّمِ الْأَكْلِ نَجِسًا

Setiap najis diharamkan untuk dimakan, namun tidak setiap yang haram dimakan itu najis.” (Majmu’atul Fatawa, 21: 16).

 Mengenai kaedah di atas dijelaskan pula oleh Imam Ash Shon’ani,
“Sesuatu yang najis tentu saja haram, namun tidak sebaliknya. Karena najis berarti tidak boleh disentuh dalam setiap keadaan. Hukum najisnya suatu benda berarti menunjukkan haramnya, namun tidak sebaliknya. Diharamkan memakai sutera dan emas (bagi pria), namun keduanya itu suci karena didukung oleh dalil dan ijma’ (konsensus para ulama). Jika engkau mengetahui hal ini, maka haramnya khomr dan daging keledai jinak sebagaimana disebutkan dalam dalil tidak menunjukkan akan najisnya. Jika ingin menyatakan najis, harus didukung dengan dalil lain. Jika tidak, maka kita tetap berpegang dengan hukum asal yaitu segala sesuatu itu suci. Siapa yang mengklaim keluar dari hukum asal, maka ia harus mendatangkan dalil. Sedangkan bangkai dihukumi najisnya karena dalil mengatakan haram sekaligus najisnya.” (Lihat Subulus Salam, 1: 158).

 http://abuabdurrohmanmanado.wordpress.com/2013/12/30/apakah-setiap-yang-haram-itu-najis/

Senin, 24 Februari 2014

Fakta, Ibu Berbohong

INILAH FAKTA KEBOHONGAN DARI SEORANG IBU, YG WAJIB DIKETAHUI SEORANG ANAK :

1. Saat makan, jika makanan kurang, Ia akan memberikan makanan itu kepada anaknya dan berkata, "Cepatlah makan, ibu tidak lapar."

2. Waktu makan, Ia selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, "ibu tidak suka daging, makanlah, nak.."

3. Tengah malam saat dia sedang menjaga anaknya yg sakit, Ia berkata, "Istirahatlah nak, ibu masih belum ngantuk.."

4. Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, "Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang."

5. Saat anak sudah sukses, menjemput ibunya untuk tinggal di rumah besar, Ia lantas berkata, "Rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa tinggal di sana."

6. Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anaknya akan menangis, tetapi ibu masih bisa tersenyum sambil berkata, "Jangan menangis, ibu tidak apa-apa." Ini adalah kebohongan terakhir yg dibuat ibu. Tidak peduli seberapa kaya kita, seberapa dewasanya kita, ibu selalu menganggap kita anak kecilnya, mengkhawatirkan-diri kita, tetapi beliau tidak pernah membiarkan kita mengkhawatirkan- dirinya 


 https://www.facebook.com/CELUHA/photos/a.258587727538261.63462.257781684285532/673102959420067/?type=1&theater

Jumat, 21 Februari 2014

Internet Salah Satu Tanda Kiamat?

Loh, koq bisa? Iya, internet adalah salah satu tanda kiamat kecil.

Mari kita perhatikan sabda Nabî Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam berikut :
لا تقوم الساعة حتى تظهر الفتن ويكثر الكذب وتتقارب الأسواق ويتقارب الزمان
“Kiamat tidak akan terjadi sampai fitnah semakin tampak, kedustaan semakin merebak, pasar-pasar semakin banyak dan zaman (waktu) semakin berdekatan.”

Di dalam riwayat lain :
ويقترب الزمان ويكثر الهرج، قيل وما الهرج، قال: القتل
“Zaman semakin singkat dan semakin banyak “al-haraj”. Sahabat menanyakan apa itu “haraj”? Nabi menjawab, pembunuhan.” [HR Ahmad]

Imâm Ibnu Bâz rahimahullâhu menjelaskan makna hadits “zaman semakin berdekatan” sbb :
يفسر بما وقع في هذا العصر من تقارب ما بين المدن والأقاليم وقصر المسافة بينها بسبب اختراع الطائرات والسيارة والإذاعة وما إلى ذلك والله أعلم
“Hal ini dapat ditafsirkan dengan apa yang telah terjadi di zaman ini, yaitu saling berdekatannya antara sebuah kota dengan wilayah serta semakin singkatnya jarak tempuh keduanya oleh sebab adanya inovasi berupa pesawat, mobil, siaran radio dan selainnya, wallâhu a’lam.”

Apabila kita perhatikan, bahwa internet itu tidak dapat terlepas dari :
1. Taqôrub az-Zamân (mendekatkan waktu), yaitu dengan adanya internet maka jarak dan ruang tidak menjadi halangan dan semakin mendekatkannya.
2. Taqôrub al-Aswâq (pasar semakin berdekatan), yaitu dengan semakin merebaknya pasar-pasar (market) online, sehingga kita tidak perlu lagi keluar ke pasar untuk mencari barang, namun cukup mencari di internet maka ribuan item akan bermunculan.
3. Semakin merebaknya perzinaan, sebagaimana di dalam hadits yang diwayatkan oleh Anas Radhiyallâhu ‘anhu bahwa diantara tanda-tanda hari kiamat itu adalah zina semakin tampak (HR Bukhârî Muslim). Internet adalah sarana paling massif di dalam menyebarkan pornografi, sehingga semakin memperbanyak perbuatan zina.
4. Semakin merebaknya nyanyian dan musik-musik beserta biduanita sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu Mâjah. Dan tentu saja internet adalah sarana yang paling efektif di dalam memperbanyak nyanyian dan musik beserta biduan-biduan para penyanyi wanita.
5. Semakin merebaknya kedustaan dan kebohongan. Internet dengan berbagai media sosial dan forum-forumnya adalah sarana terbesar semakin merebaknya dusta dan bohong, serta berita-berita yang tidak tepat (belum diverifikasi/ditabayyuni).
Dan masih banyak lagi hadits-hadits semisal, yang apabila dikumpulkan maka bisa mengindikasikan bahwa internet itu termasuk salah satu diantara tanda-tanda kiamat (kecil).

di nukil dari:  http://abusalma.wordpress.com/2014/02/19/renungan-internet-adalah-salah-satu-tanda-kiamat/

Rabu, 19 Februari 2014

Kenapa "Birro" Bukan "Birru" ??

Di dalam Al-Qur’an pada firman Allah Subahanahu wa Ta’ala:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوْا
“Bukanlah sebuah kebaikan kalian menghadapkan …” (QS. Al-Baqarah: 177)
Yaitu bahwasanya kalian mengatakan: Sesungguhnya “ليس” berfungsi merofa’kan mubtada dan menashobkan khobar, tapi di sini kok tertulis “الْبِرُّ” manshub?
Maka jawaban dari permasalahan ini adalah kami katakan: Ulama berkata bahwa terkadang khobar dikedepankan dari isimnya. Terkadang engkau katakan:
كَانَ قَائِمًا زَيْدٌ
“Adalah berdiri Si Zaid itu”
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَ كَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (QS. Ar-Ruum: 47)
Yakni terkadang khobar dikedepankan.
Kemudian firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوْا
Ini termasuk pengedepanan khobar. Maksud dari ayat ini adalah:
لَيْسَ تَوْلِيَتُكُمْ وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ هُوَ الْبِرَّ
“Bukanlah menghadapkan wajah-wajah kalian ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan…” (QS. Al-Baqarah: 177)
(Selesai terjemahan dari halaman 470)
>>> TAMBAHAN PENJELASAN
Untuk menambah kejelasan, berikut ini saya (Muhammad Mujianto al-Batawie) akan berikan I’rob singkatnya:
ليس”: FI’IL MADHI NAQISH, MABNI, TETAP DI ATAS HAROKAT FATHAH
البر”: KHOBAR LAISA MUQODDAM, MANSHUB, FATHAH, ISIM MUFROD
أن”: HURUF NASHOB & MASDAR, MABNI, TETAP DI ATAS HAROKAT SUKUN
تولوا”: FI’IL MUDHORE DIWALI OLEH AMIL NASHOB, HAZFUN NUN, AF’ALUL KHOMSAH
Lho. Lalu mana ISIM  LAISANYA?
ISIM LAISANYA adalah MASHDAR MUAWWAL yang terbentuk dari AN + FI’IL MUDHORE. Diperkirakan kalimatnya adalah sebagai berikut:
لَيْسَ تَوْلِيَتُكُمْ وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ هُوَ الْبِرَّ
Demikisan saja. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.

 http://pustakalaka.wordpress.com/2014/02/18/catatan-ilmu-nahwu-kenapa-birro-bukan-birru/

Jumat, 14 Februari 2014

Antara Bersin Dan Menguap

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya (mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan ‘haaah’, maka setan akan menertawainya.” (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)
 
Menutup mulut ketika menguap

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahan mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk.” (HR. Muslim no. 2995)

Kenapa Tertawakan Orang Kentut?

Dari sahabat Abdullah bin Zam’ah radhiyallahu ‘anhu,
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan khutbah. Beliau menceritakan tentang kisah onta Nabi Sholeh yang disembelih kaumnya yang membangkang. Beliau menafsirkan firman Allah di surat as-Syams. Kemudian beliau menasehati agar bersikap lembut dengan wanita, dan tidak boleh memukulnya.
Kemudian beliau menasehati sikap sahabat yang tertawa ketika mendengar ada yang kentut.

إِلَامَ يَضْحَكُ أَحَدُكُمْ مِمَّا يَفْعَلُ؟

“Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya.” (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).

Menertawakan Kentut Kebiasaan Jahiliyah

Dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, Al-Mubarokfuri mengatakan,

وكانوا في الجاهلية إذا وقع ذلك من أحد منهم في مجلس يضحكون فنهاهم عن ذلك

“Dulu mereka (para sahabat) di masa jahiliyah, apabila ada salah satu peserta majlis yang kentut, mereka pada tertawa. Kemudian beliau melarang hal itu.” (Tuhfatul Ahwadzi, 9/189)

Ibadah Tanpa Ilmu

Sebagian Salafush Shalih Mengatakan:
 

مَنْ عَبَدَ اللهَ بِجَهْلٍ ، أَفْسَدَ أَكْثَرَ مِماَّ يُصْلِحُ


"Barangsiapa beribadah kepada Allah dengan kebodohan, dia telah membuat kerusakan lebih banyak daripada membuat kebaikan."

(Majmu’ Fatawa 25/281)

Jumat, 07 Februari 2014

Berbuat Baik Kok Takut Riya'...

Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,

تَرْكُ الْعَمَلِ لِأَجْلِ النَّاسِ رِيَاءٌ وَالْعَمَلُ لِأَجْلِ النَّاسِ شِرْكٌ

“Meninggalkan amalan karena manusia termasuk riya’ dan beramal karena manusia termasuk syirik.” 

(Majmu’atul Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 23: 174).

Selasa, 04 Februari 2014

Sedekah Yang Baik

Sedekah semuanya baik, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung niat, kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran sedekah. Di antara sedekah yang utama menurut Islam adalah sbb:

 

1.  Sedekah Sirriyyah

Sedekah sirriyyah adalah sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sedekah ini sangat utama karena lebih mendekati ikhlas dan selamat dari sifat riya’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Jika kamu Menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271)

2.  Sedekah Dalam Kondisi Sehat

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab:
« أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ : لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3.  Sedekah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al Baqarah: 219)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Minggu, 02 Februari 2014

Neraka Juga Menyiksa Dengan Dingin

Selama ini kita sering mendengar panasnya neraka dan ngerinya siksa dengan panasnya. Ternyata nereka juga menyiksa dengan dingin yang sangat, dingin yang bisa menyiksa dan membinasakan. Berikut pembahasannya.

Dalil dari Al-Quran
Dalam Al-Quran Terdapat lafadz [وَغَسَّاقٌ] “Ghassaq” yang bermakna air yang sangat dingin dan menyiksa.
Allah Ta’ala berfirman,
هَذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ
Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin (ghassaq).” (Shaad: 57)
Dalam Kamus Mu’jam Al-Arabiyyah Al-Mu’ashirah,
ماء منتن، ولكنه بارد.
“air yang busuk tetapi dingin”
Dalam kamus Kalimatul Quran,
صديد يسيل من أجسادهم وهو بارد بردا مؤلما
“Nanah (cairan menjijikan) yang mengalir dari jasad penduduk neraka dengan dingin yang sangat dan menyiksa”
Allah Ta’ala juga berfirman,
لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا (24) إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا (25) جَزَاءً وِفَاقًا (26)
Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan ghassaq, sebagai pambalasan yang setimpal.” (An Naba’: 24-26).

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu menjelaskan,
الغساق: الزمهرير البارد الذي يحرق من برده
“Ghassaq adalah udara yang sangat dingin yang membinasakan dengan dinginnya”[1]
Ahli Tafsir Mujahid rahimahullah berkata,
هو الذي لا يستطيعون أن يذوقوه من برده
“yaitu yang tidak bisa menahan rasa dinginnya[2]

Makan Buah Setelah Makan Nasi, Bahayakah ?

Pertanyaan:

Dokter, apakah benar memakan buah setelah makan berat (nasi) tidak baik bagi kesehatan?

Jawaban:

Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa makan buah setelah makan berat (nasi) bisa membahayakan. Karena buah akan terfermentasi/membusuk karena mengantri dicerna oleh usus dengan adanya makanan berat yang diolah di perncernaan. Sifat buah dikatakan tidak bertahan lama sehingga terburu membusuk.

Akan tetapi kami belum menemukan penelitian yang valid mengenai hal ini. Apakah benar buah harus mengantri dahulu dicerna setelah makanan (nasi)? Apakah tidak dicerna bersamaan, apakah benar buah bisa membususk di usus. Kami belum pernah mendengar sebelumnya akan bahaya ini, baik guru-guru kami juga tidak membenarkan kebiasaan salah yang sudah tersebar di masyarakat bahwa makan buah setelah makan nasi (makan berat) berbahaya. Oleh akrena itu, perlu penelitian yang valid.

Akan tetapi ada bebeapa penelitian yang menyatakan bahwa makan buah itu sebaiknya sebelum makan berat (nasi) dengan beberapa alasan:

1. gula darah meningkat  cepat setelah perut kososng
Karena gula pada buah lebih cepat diserap, sehingga bermanfaat bagi mereka yang baru kosong perutnya atau ingin segera mengisi tenaga dengan gula. Misalnya makan pada pagi hari.

2. penyerapan nutrisi lebih sempurna
Nutrisi pada buah lebih diserap sempurna, namun jika bersama makanan berat, maka tidak diserap sempurna.

3. bisa untuk diet dan mengurangi porsi makan kandungan serat pada buah membuat agak kenyang sehingga bisa digunakan untuk pola diet.
 
Dijawab oleh: dr. Raehanul Bahraen (Alumni Fakultas Kedokteran UGM, sedang menempuh spesialis patologi klinik di Fakultas Kedokteran UGM
 
Sumber:  http://www.konsultasisyariah.com/berbahayakah-makan-buah-setelah-makan-nasi/

Pribahasa Copas Dari Qur'an Hadits

Berikut peribahasa atau pepatah yang ternyata Al-Quran, hadits ataupun inti ajaran Islam:

-tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah
Ini adalah Hadits, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
“Tangan yang di atas lebih baik dibanding tangan yang di bawah[1]

-tidak terjatuh dilubang yang sama
AtauHanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali”
Semakna dengan hadits. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama dua kali”[2].

-setelah kesulitan ada kemudahan
Semakna dengan Ayat. Allah Ta’ala  berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Asy Syarh: 5-6).

-menghormati yang besar dan menyayangi yang kecil
Semakna dengan hadits. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيْرِنَا
Bukan termasuk golonganku, orang yang tidak sayang kepada yang kecil dan tidak mengenal kedudukan orang yang besar.”[3]

-Bagai menegakkan benang basah
Atau “mencari jarum dalam jerami” artinya sesuatu yang tidak mungkin, maka ini juga ada ungkapannya dalam ayat yaitu fiman Allah ta’ala,
{ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ } [الأعراف: 40]
“Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. “ [Al-A’raaf:40]

-yang sedang-sedang saja
Atau papatah “Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya”. Ini memang bukan hadits yang benar akan tetapi statusnya adalah “mauquf”. Yaitu perkataan para sahabat. Dan tentu para sahabat gurunya adalah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam. Dan ada dalil-dalil bahwa ajaran Islam memang pertengahan tidak ektrim dan tidak meremehkan.
Hadits mauquuf adalah,
خير الأمور أوسطها
“Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahannya”[4]

-long life learner (belajar seumur hidup)
Maka ini juga sudah ada dalam ajaran Islam. Sebagaimana perkataan Imam Ahmad rahimahullah yang terkenal,
مع المحبرة، إلى المقبرة
“ma’al mahbarah ilal maqbarah”
“Bersama tempat tinta hingga ke kuburan”[5]

-seperti pohon yang tidak bebuah
Ini adalah perkataan ulama dan temasuk ajaran islam jika meninjau dalil-dalil yang lain. Al-Khathib al-Baghdadi rahimahullah nberkata,
فَإِنَّ الْعِلْمَ شَجَرَةٌ وَالْعَمَلَ ثَمَرَةٌ، وَلَيْسَ يُعَدُّ عَالِمًا مَنْ لَمْ يَكُنْ بِعِلْمِهِ عَامِلًا
“Sesungguhnya ilmu adalah pohon dan amal adalah buahnya. Seseorang tidak akan dianggap alim bila tidak mengamalkan ilmunya.” [6]

Penutup
Demikianlah, kita perlu yakini dan tekankan sekali lagi bahwa semua yang berkaitan dengan kemashlahatan dunia dan akhirat sudah diajarkan oleh islam. Mengapa kita masih mencari motivasi, jalan keluar dan prinsip hidup dari orang-orang kafir dan fasik. Mengambil dari filsafat yunani atau filsafat cina dan sebagainya. Boleh-boleh saja jika bersesuaian dengan Islam, tetapi kenapa kita tidak mendahulukan perkataan Allah dan Rasul-Nya, perkataan sahabat, perkataan ulama dan orang-orang shalih.

Berkaitan dengan tema tulisan ini silahkan baca:
Benang Merah Syariat Dan Empat Sifat Dasar [Melankolis, Koleris, Sanguin Dan Plegmatis]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Sunnah Istirahat Siang

1i123magesKebiaasaan yang mungkin kita lakukan ini adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, insyaAllah kita akan mendapat pahala jika kita meniatkannya. Adapun jika sekedar kebiasaan saja maka tidak berpahala. Inilah pentingnya ilmu, jika kita tidak mengetahui hal ini, maka tidur siang kita hanya semata-mata karena kebiasaan saja dan tidak mendapat pahala.
Selain itu tidur/istirahat siang (qailulah) juga termasuk kebiasaan yang menyehatkan asalkan tidak berlebihan, akan menyegarkan badan dan membantu kita untuk bangun shalat malam.

Qailulah tidak harus tidur, istirahat siang termasuk qailulah
Dalam Kamus Lisanul Arab dijelaskan makna qailulah secara bahasa,
القيلولة نومة نصف النهار
“Qailulah adalah tidur pada pertengahan siang”[1]
Karena diterjemahkan qailulah dengan “tidur siang” maka banyak yang menyangka qailulah mesti harus tidur. Yang benar, qailulah tidak mesti harus tidur, istirahat pada siang hari sudah termasuk qailulah.
Ash-Shan’ani rahimahullah berkata,
والقيلولة: الاستراحة نصف النهار، وإن لم يكن معها نوم
“Qailulah adalah istirahat pada pertengahan siang walaupun tidak tidur.”[2]

Kapan Waktu qailulah
Terdapat ikhtilaf ulama kapan waktu qailulah, apakah sebelum dzuhur atau sesudah dzuhur atau keduanya.