Hajar Aswad merupakan batu termulia. Dia berasal dari Jannah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
نَزَلَ الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ مِنْ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ
"Hajar Aswad turun dari Jannah, dalam kondisi berwarna lebih putih dari
air susu. Kemudian, dosa-dosa anak Adamlah yang membuatnya sampai
berwarna hitam" [1].
Tentang keutamaannya yang lain, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ِإنَّ لِهَذَا الْحَجَرِ لِساَناً وَ شَفَتَيْنِ يَشْهَدُ لِمَنْ اسْتَلَمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَقٍّ
"Sesungguhnya batu ini akan punya lisan dan dua bibir akan bersaksi bagi
orang yang menyentuhnya di hari Kiamat dengan cara yang benar" [2].
Dari Ibnu ‘Umar, saya mendengar Rasulullah bersabda:
إِنَّ مَسْحَهُمَا يَحُطَّانِ الْخَطِيئَةَ
"Sesungguhnya mengusap keduanya (Hajar Aswad dan Rukun Yamani) akan menghapus dosa".[3]
Hajar Aswad, dahulu berbentuk satu bongkahan. Namun setelah terjadinya
penjarahan yang terjadi pada tahun 317H, pada masa pemerintahan al Qahir
Billah Muhammad bin al Mu’tadhid dengan cara mencongkel dari tempatnya,
Hajar Aswad kini menjadi delapan bongkahan kecil. Batu yang berwarna
hitam ini berada di sisi selatan Ka’bah.[4]
Footnotes
[1]. Hadits shahih riwayat at Tirmidzi. Dishahihkan oleh al Albani. Lihat Shahih Sunan at Tirmidzi, no. 877.
[2]. HR al Hakim dan Ibnu Hibban, dan dishahihkan al Albani. Lihat Shahihul-Jami', no. 2184.
[3]. Hadits shahih riwayat an Nasaa-i. Dishahihkan oleh al Albani. Lihat Shahih Sunan an Nasaa-i, no. 2919.
[4]. Al Bidayah wan Nihayah, 11/187.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar