Laman

Sabtu, 02 Agustus 2014

Allohu akbar

Alloh maha Adil.. maha pengasih... maha penyayang.. maha pemaaf.. maha pengampun... maha penerima tauat.. maha pemberi petunjuk.. maha hidup.. maha perkasa.. maha bijaksana.. maha melihat.. maha mendengar.. maha mengetahui.. pengabul doa.. yang menyembuhkan.. maha pemberi rezeki.. yang memberi kesehatan.. yang menghilangkan kesedihan.. segala puji baginya.. maha suci.. maha besar.. yang disembah.. yang maha kaya.. yang memberikan kecukupan.. yang maha berkehendak.. maha penyabar.. maha mengetahui yang ada di dalamhati.. cemburu terhadap hambanya yg bermaksiat.. maha kuasa.. tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Ia semata.. tidak ada sekutu baginya..

Jumat, 16 Mei 2014

Biografi Syaikh Abdurrahman bin Abdil Karim at-Tamimi

Biografi Ringkas
Fadhilatul Syaikh Abdurrahman bin Abdil Karim at-Tamimi
Oleh : Abu Salma al-Atsari
Beliau adalah al-Ustadz Abdurrahman bin Abdul Karim at-Tamimi, Mudir (Direktur) Mahad Ali al-Irsyad as-Salafi Surabaya. Beliau lahir di kota Bangil – Pasuruan – Jawa Timur 27 Desember 1947.
Di usia belia, ayahanda beliau mengirim beliau ke negeri Hadhramaut dengan harapan agar dapat menguasai Bahasa Arab. Semenjak duduk di bangku sekolah beliau gemar membaca buku, terutama buku-buku tentang sejarah Nabi. Buku tentang sejarah Nabi senantiasa beliau bawa dan baca di lingkungan sekolah. Maka jika beliau membawa sebuah buku dilingkungan sekolah, teman-teman beliau dengan mudah menebaknya itu adalah buku tentang sejarah Nabi. Hingga saat ini beliau mengajarkan buku tentang sejarah para salafus shalih dilingkungan murid-murid beliau.
Beliau sangat menggemari buku-buku tentang sastra Arab dan buku-buku berbahasa Arab yang mempunyai gaya bahasa sastra Arab yang indah karya para pujangga/sastrawan Arab kenamaan.
Beliau juga gemar menekuni buku-buku karya para ulama salaf terdahulu semisal Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qayyim. Beliau juga senang dengan buku-buku karya al-Imam al-Albani -semoga Allah meliputinya dengan rahmat-Nya- dan murid-muridnya yang setia, semisal Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Syaikh Salim al-Hilali, Syaikh Masyhur bin Hasan Salman, Syaikh Musa Nashr dan lainnya. Demikian pula beliau senang dengan buku-buku karya syaikh al-Allaamah Ibnu Utsaimin dan Imam Ibnu Baz -semoga Allah meliputi mereka dengan rahmat-Nya- serta ulama ahlus sunnah lainnya.
Awal kehidupan beliau, terutama ketika beliau mengambil pendidikan di Universitas Kairo bidang ekonomi Islam, beliau cukup aktif di dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin dan mengenal banyak sekali tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. Beliau seringkali berinteraksi dengan mereka hingga akhirnya Alloh melapangkan kebenaran atas beliau sehingga teranglah penyimpangan-penyimpangan pergerakan ini.
Akhirnya beliau pun melepaskan diri dari pergerakan ini dan mulai berpegang dengan aqidah dan manhaj salaf. Beliau pun mulai melancarkan bantahan-bantahan ilmiah terhadap pergerakan Ikhwanul Muslimin. Beliau orang yang benar-benar mengenal dan mengetahui segala seluk beluk pergerakan IM ini dan intrik-intrik yang ada di dalamnya. Masalah ini bisa para pembaca dapatkan pada kaset ceramah beliau yang berbicara tentang Ikhwanul Muslimin. Al-Akh Andi Abu Thalib sendiri di dalam bukunya yang membantah “Al-Ikhwanul Muslimun Anugerah Yang Terzhalim” karya Farid Nu’man, banyak mengambil faidah dari rekaman kaset al-Ustadz dan al-Akh Andi juga mengatakan di pembukaan bukunya bahwa ia juga berkonsultasi dengan al-Ustadz di dalam beberapa

Minggu, 11 Mei 2014

Shalat Taubat

Tanya:
Kapankah pelaksanaan shalat taubat? Berapa jumlah rakaat? Dan doa apa saja yang harus dibaca?
Jawab:
Riwayat shalat taubat adalah dari ‘Ali bin Abi Thâlib radhiyallahu ‘anhu, dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ رَجُلٍ يَذْنَبُ ذَنْبًا، ثُمَّ يَقُوْمُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّيْ (فِيْ رِوَايَةٍ: ثُمَّ يُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ) ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلَّا غَفَرَ اللهُ لَهُ، ثُمَ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ}

Tidak seorangpun melakukan suatu dosa lalu ia bangkit untuk berthaharah lalu sholat (Dalam satu riwayat: kemudian dia sholat dua raka’at) kemudian dia beristighfar (memohon ampun) kepada Allah kecuali Allah akan mengampuninya. 

Lalu beliau membaca ayat ini, ‘Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.’.” [HR Abu Daud, At-Tirmidzy, An-Nasa`i] Syaikh Al-Albâny menshahihkannya dalam Shahîh At-Targhîb Wat Tarhîb 1/427/680.
Ada beberapa fiqih yang bisa dipetik dari hadits di atas,
1. Terdapat syari’at pelaksanaan shalat taubat.
2. Bentuk pelaksanaannya: berwudhu dengan baik, lalu shalat dua raka’at kemudian Istigfar (memohon pengampunan) kepada Allah.
3. Karena tidak ada tuntunan khusus tentang bagaimana shalat dua raka’at itu, maka asalnya sama dengan shalat sunnah lainnya.
4. Tidak ada riwayat yang shahih yang menunjukkan bacaan surah khusus setelah Al-Fatihah pada dua raka’at tersebut maka asalnya boleh membaca apa saja dari surah yang mudah baginya.
5. Al-Mubarakfury berkata dalam Tuhfatul Ahwadzy 2/368 (Cet. Darul Kutub), “Yang diinginkan dengan Istighfar  adalah bertaubat disertai penyesalan, meninggalkan (dosa tersebut), ber-‘Azm (berniat dengan sungguh-sungguh) untuk tidak mengulanginya selama-lamanya dan mengembalikan hak-hak (orang lain) kalau memang hal tersebut terjadi.”
Wallâhu A’lam.

Sumber : dzulqarnain.net

Selasa, 15 April 2014

Silaturrahmi ataukah Silaturahim?

Beda Silaturrahmi dengan Silaturahim

Pertanyaan:
Mo tanya, yg bener itu silaturahmi ataukah silaturahim? Trims
Dari: AN lor wetan
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Secara tinjauan bahasa arab, kata “Silaturrahim” ditulis dengan [صِلَةُ الرَّحِمِ]. Jika kita beri harakat lengkap, cara membacanya: Silaturrahimi. Jika kita pecah, terdiri dari dua kata: silah, [arab: صِلَةُ] yang artinya hubungan dan rahim [arab: الرَّحِم] artinya rahim, tempat janin sebelum dilahirkan. Sehingga yang dimaksud silaturrahim adalah menjalin hubungan baik dengan kerabat, sanak, atau saudara yang masih memiliki hubungan rahim atau hubungan darah dengan kita.

Silaturrahmi ataukah Silaturahim?

Terdapat beberapa kata dalam bahasa arab yang mengalami infiltrasi ke bahasa kita. Hanya saja masyarakat indonesia tidak sepakat dalam ejaannya. Kendati lembaga bahasa telah membuat aturan baku EYD, namun tidak semua masyarakat terbiasa menggunakannya. Sebagaimana kata shalat. Ada yang menuliskan sholat, salat, atau solat. Mana yang benar? Bagi sebagian orang yang taklid dengan EYD, mereka akan membela kata salat. Tapi bagi sebagian yang kurang perhatian dengan bahasa, dia tidak akan mempermasalahkannya, yang penting enak dibaca.
Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan antara silaturrahmi ataukah silaturahim. Selama makna yang dimaksud sama, yaitu memperbaiki hubungan persaudaraan dengan kerabat. Anda boleh menyebut silaturrahmi atau silaturahim, karena keduanya sama.
Inilah makna kaidah yang ditetapkan para ulama,
لا مشاحة فى الاصطلاح
“Tidak ada perdebatan dalam istilah”
Artinya, selama maknanya sama, tidak jadi masalah.
Allahu a’lam..
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembinawww.KonsultasiSyariah.com)

Jumat, 11 April 2014

Hormati Yang Tua

Nabi bersabda :

ليس منا من لم يجل كبيرنا ويرحم صغيرنا ويعرف لعالمنا


“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dari kami, menyayangi yang muda dari kami, dan mengerti hak ulama kami” 

( Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya 5/323 )

Jumat, 04 April 2014

Manajemen waktu

Waktu begitu berharga bagi seorang remaja muslim. Dapat dilihat, kebanyakan kita kurang dapat memenej waktu dengan baik. Akhirnya, semua tugas jadi tertunda dan tertunda. Jadinya menumpuk dan urusan yang lebih urgent jadi terbengkalai. Berikut ada tips bagus yang bermanfaat bagi kita untuk memenej waktu.
1. Use a To Do List
Buat daftar kegiatan yang harus kamu lakukan. Tidak hanya sebagai pengingat tapi juga sebagai alat agar kita bisa mengatur waktu kapan harus selesai dan berapa lama kegiatan itu dikerjakan
2. Get Set In Your Ways
Buat rutinitas harian kamu dengan detail. Manajemen waktu yang baik itu menunjukkan organisasi yang baik pula.
3. Break It Up!
Pecahkan tugas besar kamu menjadi tugas-tugas kecil agar memudahkan kamu untuk menyelesaikannya karena kamu sudah menyelesaikan tiap langkah satu persatu.
4. Be Realistic
Jangan memasang target waktu yang tidak masuk akal, berikan waktu tambahan dari estimasi waktu yang diperkirakan.
5. Pick Up a Good Habit
Buat kebiasaan baru yang bisa membuat waktu kamu lebih berharga.
6. Big Messes Start With Little Piles
Selesaikan pekerjaan kamu. Buang segala sesuatu yang tidak dibutuhkan lagi begitu kamu sudah menggunakannya sebelum itu memenuhi ruangan.
7. Start Tomorrow Tonight!
Biasakan untuk mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan besok pada malam sebelumnya, seperti mempersiapkan baju yang akan dipakai besok atau menaruh semua hal yang akan diperlukan pada tempatnya, karena ini akan membuat waktu kita lebih efisien.
8. Don’t Forget To Write Yourself a Note
Gunakan reminder (pengingat) pada To Do List utama kamu. Gunakan HP atau alarm jam tangan!
9. Schedule a Task
Hal termudah untuk dapat mengerjakan apa yang ingin kamu kerjakan ialah membuat jadwal.
10. First Things First
Buat prioritas pekerjaan lalu buat jadwal pada waktu yang sesuai. Menurut pengarang buku “Seven Habits” Stephen R. Covey ada 4 level kepentingan dengan mempertimbangkan dua aspek, urgency (kemendesakan) dan importancy (kepentingan) yaitu: (1) urgent dan important, (2) tidak urgent tapi important, (3) urgent tapi tidak important, (4) tidak urgent dan tidak important.
11. Learn to Say No!
Belajar untuk menolak ajakan yang tidak penting dan dapat menggangu tapi lakukan dengan sopan. Kita harus fokus terhadap waktu kita. Stay focus!
12. The Pause that Refreshes
Buat jeda waktu untuk istirahat pada jadwalmu. Ini akan membuat kita refresh dan fokus akan “Apa yang dilakukan selanjutnya?”
13. Be Flexible
Untuk membiasakan diri dengan manajemen waktu yang efektif membutuhkan waktu yang tidak singkat.Jika ada pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan tepat waktu, jadikan jadwal kamu fleksibel dengan waktu yang ada.
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Al Fawaid berkata,
اِضَاعَةُ الوَقْتِ اَشَدُّ مِنَ الموْتِ لِاَنَّ اِضَاعَةَ الوَقْتِ تَقْطَعُكَ عَنِ اللهِ وَالدَّارِ الآخِرَةِ وَالموْتِ يَقْطَعُكَ عَنِ الدُّنْيَا وَاَهْلِهَا
Menyia-nyiakan waktu itu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari (mengingat) Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.
Semoga Allah memudahkan kita untuk memanfaatkan waktu kita dengan baik.
Referensi: rhanu.web.id
Artikel www.remajaislam.com

Rabu, 26 Maret 2014

Kisah Sabar Rosulullah dalam Berdakwah

Allah Ta’ala berfirman,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (Al Furqan: 31)

mari kita lihat tauladan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala pergi ke Thaif untuk berdakwah sekaligus meminta perlindungan kepada mereka dari tekanan kafir Quraisy setelah meninggalnya paman beliau Abu ThalibAkan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diusir dengan lemparan batu, caci-maki dan ejekan. Tubuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia sampai berdarah-darah. Perasaan beliau makin sedih karena saat itu tahun-tahun ditinggal juga oleh istrinya Khadijah radhiallahu ‘anha, pendukung dakwah beliau. Kemudian datanglah malaikat Jibril ‘alaihissalam memberi tahu bahwa malaikat penjaga bukit siap diperintah jika beliau ingin menimpakan bukit tersebut kepada orang-orang Thaif. Malaikat tersebut berkata,
يَا مُحَمَّدُ، فَقَالَ، ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْن
“Wahai muhammad, terserah kepada engkau, jika engkau mnghendaki aku menghimpitkan kedua bukit itu kepada mereka”

Tapi apa yang keluar dari lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ? doa kepada penduduk Thoif. Beliau berdoa,
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“Bahkan aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah semata, tidak disekutukanNya dengan apa pun”[1]

Subhanallah, kita sangat jauh dari cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah

_____________________________
 [1] kisah yang panjang bisa dilihat di shahih Bukhari no. 3231